Tahun 2022, Investasi pada Teknologi dan Data Kian Mendesak

marketeers article
Abstract Futuristic infographic with Visual data complexity , represent Big data concept, node base programming

Berdasarkan laporan Roaring 20s: The SEA Digital Decade dari Google, Temasek, dan Bain, Indonesia setidaknya memiliki 21 juta konsumen digital baru sejak awal pandemi (hingga paruh pertama 2021). Sekitar 99% konsumen baru tersebut berniat untuk terus memakai platform digital. Konsumen Indonesia juga merupakan pengguna internet yang aktif, sehingga sektor ekonomi digital Indonesia secara keseluruhan diperkirakan akan mencapai Gross Merchandise Value (GMV) sebesar US$ 70 miliar pada tahun 2021.

Angka tersebut mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 49% dan diprediksi meningkat dua kali lipat menjadi US$ 146 miliar pada tahun 2025. Laporan tersebut juga menyatakan bahwa banyak bisnis yang menggunakan perangkat digital untuk berkomunikasi secara lebih baik dengan konsumen dan 69% berencana untuk meningkatkan penggunaan perangkat digital marketing dalam lima tahun ke depan.

Berdasar fenomena tersebut, ADA, perusahaan digital marketing, memprediksi bahwa investasi pada data dan teknologi akan menjadi sangat krusial dan mendesak pada tahun 2022. Hal itu terjadi karena pelaku bisnis perlu menambah anggaran pemasarannya untuk bersaing di pasar yang lebih kompleks. Tren ini akan terus berkembang cepat karena pasar Indonesia tengah melalui proses pemulihan yang positif dan semakin inklusifnya ekonomi digital.

Saat ini, para pemasar harus mulai melihat kanal digital sebagai ranah pemasaran baru. Pedoman marketing tradisional perlu dilihat ulang lagi. Untuk menyusun strategi marketing tahun 2022, ada beberapa elemen kunci yang perlu diperhatikan. Pertama, menciptakan dan mengeksekusi digital blueprint yang mampu mendorong proses end-to-end data dan tingkat kematangan digital.

Kedua, melakukan investasi pada artificial intellegence (AI) serta mulai mencoba berbagai macam perangkat untuk keuntungan aktivitas marketing. Ketiga, bersiap untuk memasuki ranah baru dalam digital marketing.

Tidak kalah penting, memahami konteks seputar digital marketing akan menjadi dasar yang baik untuk mengokohkan bisnis di dunia digital.  Sebabnya, dunia digital akan semakin kompetitif. Pelaku bisnis akan meningkatkan pengeluarannya untuk marketing yang berdampak pada biaya akuisisi dan retensi konsumen yang lebih tinggi.

Hal tersebut membuat bisnis harus fokus pada kinerja untuk mendorong return on investment (ROI). Pelaku bisnis harus menyadari adanya solusi teknologi yang dapat mengoptimalkan upaya marketing di berbagai industri.

“Solusi bisnis berbasis data berkembang pesat seiring dengan semakin banyaknya data yang tersedia. Kita memerlukan lebih banyak teknologi yang mampu memberikan wawasan serta petunjuk dari kumpulan data tersebut. Kemudian, kita dapat menggunakan data tersebut untuk seluruh media, materi marketing dan interaksi konsumen,” ungkap Suraj Sivaprasad, Managing Director ADA Indonesia.

Suraj juga menambahkan bahwa pengelolaan alur kerja marketing yang komprehensif dan terotomatisasi pada beberapa bagian marketing juga menjadi area penting lainnya yang perlu diperhatikan. Ini adalah solusi yang harus dipertimbangkan di tahun mendatang.

Setelah   merancang dan mengimplementasikan elemen-elemen di atas, merek akan lebih kuat di tahun-tahun mendatang.  Selain itu, brand telah berada satu langkah lebih dekat dengan ruang digital baru Metaverse. “Metaverse akan berkembang menjadi ruang virtual yang persisten dan user-defined, di mana brand dan konsumen dapat berinteraksi dengan cara baru,” pungkasnya.

    Related