Tahun 2023, Industri Perbankan Masih Prospektif

marketeers article
Sumber: 123RF

Di tengah ancaman resesi ekonomi global, industri perbankan diperkirakan masih cukup prospektif pada tahun 2023. Namun demikian, pertumbuhannya tidak sebaik tahun 2022. Sebab, ancaman resesi ekonomi global ini secara tidak langsung akan berdampak pada perbankan.

Chandra Bagus Sulistyo, Praktisi Perbankan BUMN dan Pemerhati Ekonomi, Sosial dan Digital Ekosistem memperkirakan bahwa industri perbankan masih cukup prospektif. Meskipun begitu, mitigasi risiko harus benar-benar diperhatikan dengan seksama. Apalagi, industri ini cukup kuat, fundamentalnya pun bagus.

“Harapannya bisa tetap tumbuh, ketika industri lain yang konstraksi, bahkan negatif pertumbuhannya pada tahun 2021. Tetapi, perbankan masih cukup kuat. Namun, perlu diperhatikan bagaimana permintaan likuiditas dolarnya, transaksi yang harus diberikan kepada korporasi besar terkait valas juga perlu diperhatikan,” ujar Chandra kepada Marketeers, Senin (17/10/2022).

Ia memperkirakan bahwa pertumbuhan kredit tahun depan berada di kisaran 7%-10%. Menurutnya, kenaikan tingkat suku bunga yang dilakukan The Fed ini berdampak pada Bank Indonesia (BI). BI juga akan menaikkan suku bunga mereka. Hal tersebut pun kemudian membuat masyarakat enggan membutuhkan dana.

“Tetapi, saat ini beberapa industri mulai tumbuh. Mau tidak mau, mereka perlu permodalan dari perbankan. Ini akan menjadi langkah prospektif untuk mengangkat perekonomian di tahun 2023, ditengah ancaman resesi ekonomi global,” tutur Chandra.

Dari penuturan Chandra, 50 BPS akan dinaikkan oleh Bank Indonesia sebagai kenaikan suku bunga cuan. Menurutnya, hal tersebut masih aman, dengan terus memerhatikan The Fed yang menaikkan beberapa kali pada kisaran yang tinggi. Sebab, ini dapat menjadi ancaman apabila industri perbankan tidak melakukan proses penyesuaian.

Sementara itu, industri perbankan syariah diperkirakan akan tumbuh di angka kisaran 7%-10% pada tahun 2023. Memang, angkanya akan turun dibandingkan tahun 2022, sama seperti konvensional lantaran efek domino dari keberadaan resesi ekonomi global.

Ia juga memperkirakan bisnis-bisnis yang akan mendominasi pertumbuhan kredit berada di sektor perdagangan, makanan dan minuman, kesehatan dan jasa, terutama transporasi. Menariknya, sektor pariwisata lokal pun akan naik di tahun 2023, seiring dengan membaiknya kondisi pandemi COVID-19.

“Intinya, industri perbankan harus fokus ke sektor-sektor yang masih pada tren positif, yang mana sektor tersebut bersifat konsumsi, yakni berdekatan dengan kebutuhan masyarakat. Sekarang, yang perlu dilakukan industri perbankan adalah fokus ke usaha mikro, kecil dan menengah. Kalau mau tumbuh, harus fokus ke UKM, terutama sektor diatas,” tutur Chandra.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related