Tahun 2024, Kendaraan Komersial KTB Incar Pasar Logistik Tanah Air

marketeers article
Manajemen KTB (Foto: Marketeers/Hafiz)

PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) menjadikan segmen pasar logistik sebagai salah satu target pasar mereka tahun 2024. Perusahaan melihat, sejak tahun 2023 terdapat beberapa sektor bisnis yang menjadi kontributor penjualan kendaraan komersial Mitsubishi, seperti mining dan plantation mengalami penurunan.

“Sepanjang tahun 2023, pasar kendaraan komersial mengalami penurunan sekitar 9%. Kami melihat penurunan terjadi karena beberapa sektor bisnis yang menjadi kontributor kendaraan komersial kondisinya kurang baik dan tidak sebaik tahun 2022,” Sales & Marketing Director KTB Aji Jaya di Jakarta beberapa waktu lalu.

Menghadapi situasi ini, KTB mengalihkan perhatiannya ke sektor bisnis yang potensial, seperti manufaktur, konstruksi, dan logistik. 

“Kami pun mencari sektor-sektor yang berkontribusi seperti logistik. Kami pun menyiapkan produk yang sesuai dengan sektor ini,” lanjut Aji. 

Tak hanya produk yang sesuai, perusahaan juga memiliki program yang menyentuh langsung, berkomunikasi ke konsumen, hingga memberikan program yang konsumen butuhkan. 

Andalkan eCanter, Tawarkan Efisiensi

Mitsubishi Fuso eCanter NextGen (Foto: Marketeers/Hafiz)

Untuk menggarap pasar logistik, produk terbaru Mitsubishi eCanter yang sudah lolos proof of concept (PoC) di pasar Indonesia. Hadir sebagai truk berpenggerak tenaga listrik, Mitsubishi eCanter menawarkan efisiensi biaya operasional.

“Perusahaan logistik memiliki operasional yang tinggi setiap harianya untuk mengantar barang dengan cepat dan tepat waktu. Perusahaan membutuhkan kualitas, efisiensi biaya operasional. Hal ini yang kami tawarkan melalui eCanter,” tambah Aji Jaya. 

Mitsubishi eCanter menawarkan kapasitas yang lebih besar dengan efisiensi biaya operasional dibanding dengan kendaraan bermesin konvensional. 

Maintenance truk konvensional truck bisa per 10.000 kilometer sementara truk EV bisa lebih panjang hingga 3x-4x lipat atau 30.000-40.000 kilometer. Tentu ini akan menghemat biaya operasional,” jelas Aji. 

Tak hanya soal efisiensi, Jaya melihat hari ini banyak perusahaan, khususnya pada perusahaan fast moving consumer goods (FMCG) dan multinational company (MNC) yang memberikan perhatian ke proses bisnis yang bertanggung jawab. 

“Tak sedikit, head quarter dari perusahaan ini yang menuntut operasional bisnis yang bertanggung jawab, seperti penggunaan kendaraan listrik untuk urusan logistik,” tutup Aji.

Related