Di tengah ketidakpastian ekonomi dan harga kebutuhan yang terus melambung tinggi, penting untuk tetap menjalani hidup hemat. Namun, tidak semua kebiasaan hemat yang dulu dianggap bijak masih relevan di tahun 2025.
Beberapa kebiasaan tersebut justru berpotensi membuat keuangan Anda bocor tanpa disadari. Melansir New Trader U, berikut lima kebiasaan hemat yang sebaiknya Anda tinggalkan tahun ini karena lebih banyak merugikan daripada menguntungkan:
BACA JUGA: Hindari 7 Kebiasaan Hemat Ini karena Bisa Bikin Rugi
Selalu Membeli Barang Termurah
Kebiasaan memilih barang dengan harga paling murah kerap dianggap sebagai cara jitu untuk menghemat uang. Padahal, dalam jangka panjang, strategi ini bisa jadi jebakan.
Barang murah sering kali memiliki kualitas rendah, cepat rusak, dan akhirnya membuat Anda harus membeli ulang. Biaya berulang ini bisa jauh lebih besar dibandingkan jika Anda langsung membeli produk berkualitas.
Di tahun 2025, gunakanlah pendekatan yang lebih cerdas dengan menghitung total cost of ownership atau biaya kepemilikan keseluruhan. Untuk barang yang sering digunakan, seperti sepatu atau peralatan dapur, investasi pada kualitas yang tahan lama justru akan lebih hemat dalam jangka panjang.
Melakukan Segalanya Sendiri
Do-it-yourself alias DIY memang terkesan ekonomis. Namun, di era digital dan kerja fleksibel seperti sekarang, waktu Anda sama berharganya dengan uang. Menghabiskan akhir pekan untuk memperbaiki keran bocor atau membuat deterjen sendiri bisa jadi buang-buang waktu, terutama jika hasilnya tidak maksimal dan harus dibetulkan ulang.
Sebaiknya, fokus pada keterampilan DIY yang memang memberi nilai lebih, seperti memasak sendiri. Untuk hal yang butuh keahlian khusus, akan lebih efisien jika diserahkan pada profesional sebab ini bisa menghemat waktu Anda sekaligus memberikan hasil terbaik.
Menimbun Barang Diskon yang Tidak Dibutuhkan
Banyak orang menganggap bahwa membeli barang diskon dalam jumlah banyak adalah keputusan cerdas. Namun kenyataannya, menimbun produk hanya karena harganya murah bisa jadi pemborosan. Tak jarang barang-barang tersebut kedaluwarsa atau tidak terpakai sama sekali.
BACA JUGA: Miliki 7 Aset Ini jika Ingin Uang Mengalir Tanpa Perlu Bekerja Lagi
Kini, lebih baik menerapkan prinsip “beli kalau memang butuh dan tahu akan dipakai.” Batasi pembelian grosir hanya untuk barang tahan lama yang Anda konsumsi rutin. Sebelum tergoda diskon, tanyakan diri sendiri: apakah barang ini memang perlu, dan kapan akan digunakan?
Tetap Berlangganan Layanan yang Jarang Dipakai
Dulu, menjaga langganan karena harganya “promo” adalah cara yang dianggap hemat. Namun di 2025, model langganan digital makin banyak dan tarifnya juga makin tinggi. Tanpa disadari, Anda bisa menghabiskan ratusan ribu hingga jutaan rupiah setahun untuk layanan yang jarang dipakai.
Solusinya, audit langganan Anda secara berkala. Hapus layanan yang tidak digunakan dalam sebulan terakhir, lalu cari alternatif gratis dari perpustakaan digital atau komunitas lokal. Jika memungkinkan, bagi biaya langganan dengan keluarga atau teman.
Hemat Energi Sampai Mengorbankan Kenyamanan
Mencuci baju dengan tangan untuk menghemat listrik adalah contoh penghematan ekstrem yang kini tak sebanding dengan pengorbanannya. Di tahun 2025, dengan teknologi hemat energi yang semakin canggih, cara-cara ekstrem ini justru tak lagi efisien.
Alih-alih menyiksa diri, investasikan pada peralatan hemat energi seperti lampu LED, termostat pintar, atau mesin cuci berdaya rendah. Penghematan terbesar justru datang dari efisiensi teknologi, bukan dari pengorbanan kenyamanan.
Editor: Bernadinus Adi Pramudita