Tak Latah Gandeng K-Pop, Merek Perlu Pertimbangkan Brand Positioning

marketeers article
Boyband BTS (2019). Sumber foto: www.123rf.com

Gebyar dan glamornya Korean Pop (K-Pop) atau musik populer asal Korea Selatan masih terasa hingga hari ini. Hype-nya seolah belum menunjukkan tanda-tanda menyurut. Mei lalu, boyband asal Korea Selatan NCT Dream dan girlband Red Velvet mengguncang panggung konser dalam Allo Bank Festival 2022 di Istora Senayan Jakarta yang berhasil menyedot ribuan penggemarnya. Ini merupakan konser pertama di Tanah Air yang mengundang artis K-Pop pascapandemi.

Tak hanya di Indonesia, artis K-Pop kembali menjadi sorotan media global karena pada 31 Mei lalu BTS bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di Gedung Putih. Bersama orang nomor satu di AS itu, BTS berdiskusi seputar upaya mengakhiri kejahatan anti-Asia dan merayakan keragaman.

Demam Korea tak hanya melanda pasar basis penggemarnya. Tetapi, juga merek-merek yang menggandeng mereka biar ikut terdongkrak popularitasnya di kalangan konsumen. Namun, ada sejumlah tantangan yang dihadapi merek ketika ingin merangkul para artis Korea. Beberapa di antaranya, efektivitasnya bagi tujuan pemasaran, dari memperkuat branding hingga mendorong keputusan pembelian.

Menurut Boojong Kim, Presiden Asia Marketing Federation dan Profesor dari Universitas Dong-A Korea kepada Marketeers mengatakan, bila merek Indonesia ingin menggunakan dan menghubungkan ikon Korea Selatan dengan brand positioning, mereka harus membangun identitas merek mereka sendiri lebih dahulu. “Selanjutnya mempertimbangkan apakah artis K-Pop memenuhi identitas merek mereka. Ingat, ikon Korea Selatan tidak selalu bisa memenuhi target pasar,” ujar Boojong Kim.

Nasihat Boojong tersebut rupanya sudah diterapkan oleh PT Sasa Inti saat menggandeng Choi Siwon sebagai brand ambassador. Pilihan perusahaan makanan dan bumbu masak tersebut tidak jauh dari brand positioning yang dimiliki Sasa. Menurut Nanda Rahmanu, Head of Digital Marketing Communication PT Sasa Inti, selain sosoknya yang sudah populer di Indonesia, Siwon juga ideal disandingkan dengan Sasa.

Sasa saat ini gencar mengampanyekan healthier Indonesia dan berkomitmen menghadirkan produk-produk yang lebih sehat ke masyarakat Indonesia. Apa hubungannya dengan Siwon? “Siwon pernah menjadi duta UNICEF. Dia sangat peduli pada gizi untuk masyarakat dunia. Sasa juga demikian. Inilah titik temunya antara Siwon dan Sasa. Personanya sangat pas untuk Sasa. Jadi, tak semata-mata karena Siwon keren, tapi karena banyak alasan. Harapannya, Siwon akhirnya bisa mendongkrak performa penjualan Sasa,” kata Nanda kepada Marketeers.

Tak hanya itu, pilihan pada artis Korea juga tidak melulu karena popularitasnya saja. Reputasi sosok artis itu juga perlu menjadi bahan pertimbangan. Nanda menambahkan, Sasa memilih Siwon setelah melewati kurasi informasi terkait jejak digitalnya.

“Kami pilih sosok asal Korea ini juga berlandaskan riset social listening tools di mana volume percakapan untuk Korea selalu jauh lebih tinggi dibanding dengan artis-artis lokal. Jejak digital Siwon juga positif sehingga menjamin brand safety,” pungkas Nanda.

Related