Tak Mau Dicap Jadul, Ini Siasat Mal Taman Anggrek

marketeers article
Banyak pusat belanja yang semakin gencar menawarkan pengalaman kuliner selain berbelanja. Tak heran, mal-mal baru lebih dulu membangun ruang untuk makanan dan minuman ketimbang tenan fesyen. Namun, bagaimana nasib mal lama yang telah berdiri lebih dari sepuluh tahun lalu menghadapi perubahan tersebut?
 
Salah satu pionir pusat belanja di Jakarta Barat, Mal Taman Anggrek (MTA), mengakui adanya pergeseran kebutuhan konsumen saat berada di pusat belanja. Mal yang berdiri delapan belas tahun lalu itu awalnya memang menghadirkan tenan fesyen dan kebutuhan harian (groceries) bagi konsumennya. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, MTA mulai menghadirkan tenant-tenant makanan dan minuman yang diyakini menjadi daya tarik utama sebuah mal saat ini.
 
“Kami sadar, mall is not about shopping anymore. But mall is about experience shopping. Kami percaya, target pasar kami tidak hanya membutuhkan produk. Akan tetapi, mereka juga membutuhkan area bersosialisasi dengan teman dan keluarga,” ungkap Advertising & Promotion Manager PT Mulia Intipelangi Elvira Indiasari kepada Marketeers, beberapa waktu lalu.
 
Selain mendatangkan tenant-tenant makanan-minuman yang tengah populer di kalangan konsumen urban, MTA juga melakukan serangkaian program kuliner yang mampu menggaet atensi pengunjung. Salah satunya, pada bulan Ramadhan ini, MTA meluncurkan program Taman Anggrek Special Treats (TASTE) yang berlangsung selama 8-26 Juli 2015. 
 
MTA pun menggandeng aplikasi pesan instan asal Tiongkok WeChat untuk mempromosikan program tersebut. Menurut Elvira, alasan pihaknya menggandeng WeChat karena aplikasi tersebut mengalami lonjakan pertumbuhan pengguna yang pesat. Selain itu, katanya, pengguna terbanyak WeChat berdomisili di wilayah Jakarta Barat, area dimana MTA terletak. Kerja sama ini berlangsung selama tiga bulan, dan akan diperpanjang jika event tersebut sukses.
 
“Kami memang tengah menggandeng berbagai platform, seperti e-commerce, e-wallet, dan aplikasi social messaging. Kami ingin tahu pasar MTA itu seperti apa, khususnya dalam menghadapi era digitalisasi.Langkah ini juga membuat kami dekat dengan target pasar kami,” ucap Elvira.
 
Elvira mengaku, selama momen Ramadhan hingga Lebaran nanti, pihaknya menargetkan 1,7 juta pengunjung. Target ini lebih tinggi daripada rata-rata trafik event lainnya yang mencapai 1,5 juta pengunjung. “Ini tergantung panjang-pendek periode. Kalau saat Natal, trafik kunjungan lebih tinggi karena periode Natal sediri berjalan empat minggu,” tambahnya.
 
Mal yang berdiri sejak Agustus 1996 ini memang didominasi oleh kalangan keluarga, dengan rentang usia pengunjung antara 20 hingga 40 tahun. Beberapa ciri pengunjung MTA, lanjut Elvira, yaitu mereka yang senang berkumpul dengan keluarga, memiliki hobi makan, dan menggemari program diskon atau cash back. Dengan area seluas 360.000 m2 dan tingkat okupansi mencapai 98%, mal yang masih terafiliasi dengan pengembang properti komersial Mulia Group ini berencana menambah lahan ritelnya. Namun, Elvira bilang hal itu masih dalam tahap wacana. 
 
Memang, Mulia Group tengah bekerja sama dengan Agung Sedayu menggarap proyek Taman Anggrek Residences. Lokasi hunian vertikal itu bahkan memiliki akses Skybridge yang terhubung dengan Mal Taman Anggrek.

Related