Di tengah tantangan yang dihadir akibat pandemic COVID-19, terdapat peluang bisnis yang bisa digali. Seperti yang ditangkap oleh aplikasi on-demand Halojasa. Belum lama ini, Halojasa merangkul jasa pijat konvensional untuk bergabung jadi mitra. Sebagai aplikasi on-demand lifestyle dengan empat kategori layanan, Halojasa merilis fitur terbaru mereka yang bisa membantu para pelaku bisnis pijat konvensional mendapatkan konsumen dari kanal baru.
Hengky Budiman. CEO Halojasa mengatakan, model business-to-consumer (B2C) yang mereka rilis sejak November kemarin mendapatkan antuasias yang baik dari para pemilik usaha konvensional.
“Perilaku masyarakat yang cenderung melakukan aktivitasnya di rumah, menjadi peluang bagi penyedia jasa berbasis aplikasi seperti kami. Dengan menggandeng bisnis konvensional, kami membantu agar usaha mereka bisa tetap berjalan, konsumen pun jadi punya banyak pilihan,” ujar Hengky.
Untuk saat ini, Halojasa membuka kesempatan untuk penyedia jasa massage konvensional untuk bergabung menjadi mitra. Ke depannya, mereka juga akan menggarap modul ini di tiga kategori lain di Halojasa, seperti halo clean untuk jasa kebersihan, halo auto untuk jasa cuci mobil dan motor, serta halo fix untuk servis AC.
Halojasa sendiri mengklaim baru saja menerima pertumbuhan nilai transaksi bruto atau gross transaction value (GTV) yang signifikan hingga 180%. Adanya perubahan pola perilaku masyakarat terhadap layanan mereka membuat beberapa layanan Halojasa mengalami peningkatan permintaan dari konsumen. Halojasa pun sudah mengantisipasi hal ini dengan menambah vendor mereka agar para konsumen tak menunggu lama saat proses pencarian vendor berlangsung.
Di sisi lain, beberapa faktor eksternal seperti penutupan GoLife milik Gojek bulan Juli kemarin juga membantu peningkatan permintaa dan brand knowledge Halojasa di mata konsumen. Banyaknya mitra individu dari ex-GoLife yang bergabung menjadi vendor Halojasa membuat mereka merasa bahwa Halojasa bisa jadi opsi utama pengganti aplikasi jasa lifestyle.