Tech Winter Jadi Tantangan Startup di Tengah Penurunan Investasi

marketeers article
Tech Winter Jadi Tantangan Startup di Tengah Penurunan Investasi. (123rf.com)

Startup di Indonesia tengah menghadapi tantangan besar akibat penurunan tajam investasi selama tahun 2024, di tengah fenomena tech winter yang melanda Asia Tenggara.

Berdasarkan laporan Dealstreet Asia, kuartal terakhir 2024 mencatat hanya 116 transaksi pendanaan ekuitas di Asia Tenggara, terendah dalam lebih dari enam tahun, dengan total pendanaan hanya mencapai US$ 1,2 miliar.

BACA JUGA: PepsiCo Buka Greenhouse Accelerator, Tawarkan Startup Pendanaan US$ 120 Ribu

Indonesia menjadi negara dengan penurunan paling signifikan, hanya mencatat 85 transaksi pendanaan dengan total US$ 438 juta, turun 66% secara tahunan.

Meski demikian, Elisabeth Kurniawan, Angel Investor sekaligus Startup Advisor, menilai bahwa pasar startup di Indonesia masih memiliki potensi besar untuk bertumbuh, terutama di sektor direct-to-consumer (D2C).

Tech winter sebenarnya berfungsi sebagai filter alami. Ini adalah kesempatan bagi startup dengan fundamental kuat untuk menunjukkan ketangguhannya. Bisnis yang berhasil bertahan biasanya memiliki retensi pelanggan yang baik, karena nilai produk atau layanannya yang tidak terbantahkan,” kata Elisabeth dalam siaran pers kepada Marketeers.com, Sabtu (18/1/2025).

Ia juga menyebut bahwa Indonesia saat ini berada dalam fase di mana startup beradaptasi dengan cepat, menciptakan lanskap dinamis untuk pertumbuhan. Namun, Elisabeth menekankan pentingnya selektivitas dalam menentukan peluang investasi.

Timing adalah segalanya. Menemukan keseimbangan antara akses ke peluang dan waktu yang tepat dapat menentukan keberhasilan investasi,” tambahnya.

Tiga Faktor Penentu Keputusan Investasi

Elisabeth mengungkapkan bahwa ada tiga faktor utama yang menjadi pertimbangan sebelum berinvestasi di sebuah startup, yaitu pendiri, tim, dan model bisnis. Menurutnya, pendiri startup harus memiliki prinsip, ketabahan, serta visi jangka panjang yang jelas.

“Pendiri yang kuat mampu membawa perusahaannya melalui masa-masa sulit dengan optimisme dan fleksibilitas,” ujar Elisabeth.

Faktor kedua adalah tim. Sebuah startup hanya sekuat tim yang dimilikinya. Eksekusi ide membutuhkan tim yang kompeten dan selaras dengan visi pendiri. Tanpa tim yang solid, bahkan ide terbaik sekalipun sulit untuk diwujudkan.

“Tim yang gesit dan memiliki kemampuan eksekusi yang baik adalah kunci untuk memajukan perusahaan,” jelasnya.

BACA JUGA: Rebranding Startup for Industry, Akselerasi Transformasi Teknologi IKM

Faktor terakhir adalah model bisnis. Menurut Elisabeth, tech winter telah menjadi ujian ketahanan model bisnis. Model yang berhasil bertahan dalam kondisi ekonomi global yang sulit, termasuk pandemi, menunjukkan fundamental yang kuat.

“Pendiri, tim, dan model bisnis adalah tiga hal utama yang saya prioritaskan sebelum memutuskan untuk berinvestasi,” pungkasnya.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related

award
SPSAwArDS