Teknologi 5G Akan Menggeser Perilaku Pengguna Smartphone di Indonesia

marketeers article
5G network with downtown San Francisco buildings

Ericsson memperkirakan jumlah pelanggan seluler 5G akan melebihi 580 juta pada akhir tahun 2021, didorong oleh sekitar 1 juta pelanggan seluler 5G baru setiap hari. Dalam Ericsson Mobility Report edisi ke-20 juga memperkirakan bahwa 5G akan menjadi generasi seluler yang diadopsi paling cepat. Pada akhir 2026, jumlah pelanggan 5G diperkirakan akan mencapai sekitar 3,5 miliar dan cakupan populasi 5G akan mencapai 60%.

“Pandemi telah menyebabkan lonjakan permintaan untuk koneksi lebih cepat. Saat ini, fixed dan mobile broadband berkualitas tinggi menjadi infrastruktur nasional yang penting. Untuk mengatasi pertumbuhan data yang cepat dan mengurangi biaya per GB, kita memerlukan teknologi yang lebih baik dan transisi ke teknologi 5G dengan mudah dan lancar,” kata Jerry Soper, Country Head, Ericsson Indonesia.

Saat ini, konektivitas seluler menjadi sangat penting dalam menjaga kelangsungan bisnis saat bekerja atau belajar jarak jauh. Berdasarkan Ericsson ConsumerLab, The Future Urban Reality, konsumen Indonesia rata-rata online selama 3 jam lebih lama setiap harinya, sekitar 8 jam 45 menit per hari. Selain itu, lebih dari separuh waktu yang digunakan untuk online terjadi pada smartphone.

Laporan ConsumerLab, Five Ways to a Better 5G juga membahas minat konsumen untuk beralih ke 5G di tengah pandemi COVID-19 serta perilaku pengguna baru yang ditimbulkan oleh 5G.  Calon pengguna awal (early adopter) 5G di Indonesia pada dasarnya mencari tiga hal, yakni kecepatan lebih tinggi, jaringan yang terpercaya, dan inovasi.

Pada saat sama, konsumen bersedia membayar 50% lebih banyak untuk paket 5G, yang digabung dengan layanan digital. Misalnya, 70% berpendapat bahwa pengalaman olah raga dan konser di lokasi langsung (in-venue) 5G sepadan dengan uang yang mereka keluarkan. Dengan kata lain, peningkatan pendapatan terbesar untuk penyedia layanan komunikasi masih akan didapatkan dari penggabungan layanan digital dengan tarif 5G untuk meyakinkan konsumen tentang nilai platform jaringan 5G.

Bisa dikatakan Indonesia sudah ada landasan kuat untuk penerapan 5G. Sekitar 19% pengguna smartphone di perkotaan memiliki smartphone yang mendukung 5G. Lima juta pengguna akan beralih ke 5G dalam dua tahun pertama setelah jaringan 5G tersedia secara komersial.

Saat ini, pengguna device 5G-ready sudah menghabiskan waktu untuk aplikasi AR 3 jam lebih banyak per minggu dan pada enhanced media 1,5 jam lebih banyak per minggu dibandingkan dengan pengguna 4G. Pada 2025, konsumen di Indonesia diperkirakan akan menghabiskan 7,5 hingga 8 jam seminggu untuk cloud gaming dan aplikasi AR atau VR.

“Sejalan dengan program pemerintah untuk mempercepat transformasi digital di Indonesia, kami, Ericsson, berkomitmen untuk terus mendukung pemerintah guna memperluas jangkauan dan kapasitas jaringan yang kuat seraya memastikan Indonesia tetap terdepan dalam pengembangan 5G,” tegas Soper.

    Related