Telemedicine Jadi Masa Depan, Keamanan Data Perlu Ditingkatkan

marketeers article

Berbagai institusi dan organisasi kesehatan telah menerapkan kapabilitas telehealth atau telemedicine. Hal itu terlihat dari survei Kaspersky pada 389 penyedia layanan kesehatan dari 36 negara dan hasil menunjukkan bahwa 91% telah menerapkan telehealth.

Sekitar 44% mulai menggunakannya setelah pandemi. Pada saat yang sama, sebanyak 52% responden pernah mengalami kasus di mana pasien menolak layanan telehealth karena alasan keamanan.Kemudian, 56% institusi kesehatan berencana untuk meningkatkan investasi mereka dalam solusi telehealth dan perawatan virtual.

Kaspersky melakukan survei terhadap para pembuat keputusan di industri kesehatan untuk mempelajari bagaimana transformasi digital industri berjalan. Lalu, masalah apa yang menurut mereka harus dipecahkan demi menciptakan kemudahan dan kesamarataan akses ke perawatan yang terjangkau, cepat, dan berkualitas.

Menurut penelitian Kaspersky, 71% responden global percaya bahwa layanan telehealth akan memberikan nilai tambah terbesar bagi sektor kesehatan dalam lima tahun ke depan. Para profesional mencatat bahwa pengobatan jarak jauh merupakan hal yang praktis dan bermanfaat dari berbagai sisi, dengan keuntungan seperti jangkauan langsung, penularan penyakit yang lebih sedikit antara pasien dan staf, hingga kemampuan untuk membantu lebih banyak orang dalam waktu yang lebih singkat.

Manfaat ini telah menyebabkan layanan telehealth menjadi lebih diminati oleh pasien dari semua kelompok umur. Berlawanan dengan stereotip bahwa orang tua cenderung tidak mempercayai teknologi modern, hanya 51% yang sepakat bahwa mayoritas pasien organisasi mereka yang menggunakan format jarak jauh berusia di bawah 50 tahun.

Namun, 74% responden mengalami kasus saat pasien menolak panggilan video dengan staf medis, dengan 52% melaporkan bahwa orang menolak layanan telehealth karena masalah privasi atau data. Alasan lain yang dikutip termasuk kurangnya kepercayaan umum terhadap telehealth (33%), perasaan enggan untuk tampil di video (32%), dan peralatan yang kurang memadai (30%).

“Kepercayaan selalu menjadi indikator penting bagi sektor kesehatan. Tetapi hari ini, karena semakin banyak organisasi medis mengandalkan teknologi dan penawaran digital untuk mendukung layanan mereka, begitupun pasien yang ingin merasa aman tentang privasi data medisnya. Itu berarti tingkat kepercayaan dalam industri berhubungan erat dengan kemampuan penyedia untuk memastikan keamanan dari informasi sensitif yang mereka kumpulkan, simpan, dan bagikan,” kata komentar Evgeniya Naumova, Executive Vice President, Corporate Business di Kaspersky.

Penelitian menegaskan bahwa keamanan telehealth adalah isu penting bagi penyedia dan konsumen. Karena privasi data pasien yang sensitif harus menjadi prioritas utama bagi organisasi mana pun.

“Prkembangan pesat dan kompleksitas pada industri kesehatan menjadi ranah menggiurkan bagi para pelaku kejahatan siber. Saatnya, bagi institusi kesehatan untuk menjadikan keamanan siber sebagai prioritas utama mereka. Mereka harus terus mengevaluasi tingkat pertahanan saat ini, dan dengan bijak mengadopsi solusi dan alat yang tepat. Dengan cara ini, mereka akan membangun masa depan yang lebih cerah di mana jarak atau risiko keamanan siber tidak akan menjadi penghalang dan semua orang dapat menerima bantuan medis berkualitas tinggi,” tambah Naumova.

    Related