Tepatkah Strategi Wajib Hijab Bagi Sales di Masa Ramadhan?

marketeers article
Tidak lama lagi masyarakat Muslim sedunia akan menyambut bulan suci Ramadhan. Kehadiran bulan penuh berkah ini pun menjadi ajang bagi para marketeer untuk menggenjot penjualan.  Berbagai cara dilakukan untuk menarik konsumen membelanjakan uangnya di masa ini. Sebagai contoh, mendekorasi gerai, melakukan program promosi khusus, hingga “membungkus” para tenaga kerja wanita dengan hijab.
 
Seringkali kita mendapati sebuah gerai yang tiba-tiba hampir semua tenaga kerjanya, terutama di bagian penjualan, memakai hijab, padahal tenaga tersebut di kesehariannya tidak memakai hijab. Dan hal tersebut disadari atau tidak hanya terjadi di bulan puasa. Apakah hal tersebut hanya menjadi pemanis pemasaran di bulan puasa? 
 
Strategi seasonal marketing seperti di atas umum dilakukan oleh para marketeer. Sayangnya, upaya di atas seringkali dianggap pembohongan. Di pasar yang mayoritas adalah muslim, ada sebagian konsumen yang membeli atas dasar spiritual yang kuat. Mereka membeli karena melihat nilai-nilai keagamaan yang tertanam di dalam sebuah merek. Salah satunya adalah Founder dan Managing Director Muslim Go Online Muhammad Civic Jati Prastowo.
 
“Saya pernah suatu waktu datang ke sebuah diler sepeda motor dengan merek yang cukup terkenal. Cukup takjub waktu itu karena tenaga kerja wanita di sana semuanya menggunakan hijab. Jujur saja, hal tersebut membuat saya cepat memutuskan untuk membeli sebuah motor di sana. Namun beberapa bulan saya kembali untuk melakukan perawatan rutin, saya terkejut karena melihat hampir semua wanita yang saya temui sebelumnya memakai hijab sudah tidak memakainya lagi,” ujar seorang praktisi yang sudah cukup lama bergelut di dunia marketing ini kepada Marketeers beberapa waktu lalu.
 
Muhammad Civic selanjutnya bertanya pada salah satu wanita tersebut yang dulu membantu proses pembelian motornya. Dan benar saja, diakui bahwa hijab saat itu hanya dipakai di saat Ramadhan saja. Hal tersebut ternyata membuat Muhammad Civic cukup kecewa dan menyayangkan bahwa nilai-nilai islami tidak atau belum dijadikan sebagai landasan utama dalam berbisnis. 
 
Apakah Anda pernah mengalami hal serupa? Apa pendapat Anda mengenai fenomena di atas yang sebentar lagi akan kita hadapi bersama? Dan apakah hijab hanya menjadi pemanis pemasaran di Bulan Ramadhan?  Wallahu a’lam. 

Related