Terobosan Reitech Diversifikasi Agro Dukung Ketahanan Pangan

marketeers article
ear of corn in the field on a sunny day

Salah satu isu hangat yang muncul saat pandemi COVID-19 adalah ketahanan pangan dan pemulihan ekonomi. Sudah tentu pengembangan sektor pertanian menjadi fokus perhatian dari pemerintah. Namun demikian, keterlibatan swasta juga sangat penting untuk mempercepat pengembangan sektor ini.

Merespons kondisi tersebut, Reitech Diversifikasi Agro, yang merupakan perusahaan rintisan di bidang pertanian melakukan ekspansi lahan pertanian jagung. Targetnya, mampu menambah lahan hingga 2.500 hektare dan melibatkan petani lokal serta masyarakat terdampak pandemi di wilayah Jawa Barat.

“Ekspansi di saat pandemi Covid-19 dibutuhkan guna  menjaga ketahanan pangan, kepastian pendapatan petani, dan memulihkan ekonomi nasional. Apalagi, salah satu sektor yang mampu tumbuh signifikan adalah industri pertanian.  Saat ini, dari ekspansi 2.500 hektare yang ditarget, sudah terealisasi seluas 300 hektar dalam sebulan terakhir,” kata Reiner Rahardja, CEO PT Reitech Diversifikasi Agro.

Ia menambahkan dengan adanya wabah Covid-19 ini, banyak orang yang kehilangan pekerjaan, karena itu, pihaknya melibatkan petani secara massif. Selain itu, membuka peluang pekerja nonpertanian yang terdampak pandemi untuk beralih profesi ke pertanian demi meningkatkan taraf hidup.  “Tiga kunci ketahanan pangan yakni pertanian, peternakan dan perikanan jika digeluti dengan serius maka akan membuat Indonesia menjadi lumbung pangan dunia dan memaksimalkan potensi Indonesia sebagai negara kepulauan yang berdaya secara pangan,” ujarnya. 

Sebelumnya, Reitech Diversifikasi Agro telah berhasil mengembangkan lahan serupa di  Banten. Kini, memperluas garapan lahannya bersama petani lokal di Subang dan Indramayu. Pertimbangannya,  banyak pengusaha peternakan sapi yang membutuhkan pakan dari jagung silase yang dapat meningatkan kualitas dan kuantitas susu dari sapi perah dan kualitas sapi pedaging. “Market ini kami garap secara serius untuk gerakan pemulihan ekonomi dan ketahanan pangan nasional,” katanya.  

Dengan model pemberdayaan terintegrasi dari pertanian ke industri peternakan, kualitas akan dijaga secara signifikan di bawah manajemen yang tepat guna. “Itulah mengapa petani tradisional sering mengalami gagal panen. Atau produknya tidak dibeli karena tidak sesuai dengan yang diinginkan peternak. Nah, kami berupaya menekan gap ini sehingga petani punya penghasilan layak dan ekonomi kerakyatan pun terbangun,” katanya.

Melihat kondisi COVID-19 dan turunnya perekonomian nasional, program pengembangan usaha yang dilakukan secara mandiri ini dipantau pemerintah pusat. Menurut data Kemenkeu, sektor pertanian tumbuh 16,4% walaupun kondisi pertumbuhan ekonomi minus 5,3% pada kuartal kedua.

Staf kementerian Keuangan Lukman Harahap menyatakan agar penguatan daya beli masyarakat dapat digerakkan oleh berbagai pihak. “Kami berharap inisiasi PT Reitech Difersifikasi Agro ini dapat dicontoh oleh perusahaan swasta lainnya di seluruh Indonesia,” katanya.

    Related