Thailand menetapkan target ambisius untuk meraih pendapatan sebesar ฿ 800 miliar dari sektor kesehatan dan kebugaran pada tahun 2027. Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi nasional untuk memperkuat posisi Thailand, sebagai pusat produksi pangan sehat dan suplemen bernilai tinggi di kawasan Asia.
Target ini muncul di tengah tantangan global, termasuk naiknya tarif ekspor dari negara-negara mitra dagang seperti Amerika Serikat. Thailand menyadari perlunya diversifikasi pasar dan peningkatan daya saing produk untuk menjaga pertumbuhan ekonomi.
BACA JUGA: Menguak Plot Twist di Balik Thicha, Drama Thailand tentang Balas Dendam
“Thailand memiliki potensi besar di sektor agrikultur dan kesehatan. Kami ingin mengubah bahan makanan lokal menjadi produk bernilai tinggi yang bisa bersaing di pasar global,” kata Rungphech Chitanuwat, Regional Portofolio Director – ASEAN, Informa Markets di Chiang Mai, Thailand, Rabu (23/4/2025).
Pertumbuhan industri kesehatan global menjadi peluang besar bagi Thailand. Menurut data Informa Markets, industri ini tumbuh sekitar 8,8% per tahun hingga tahun 2027 dengan nilai pasar lebih dari US$ 8,5 triliun.
Pertumbuhan ini dua kali lipat lebih cepat dibandingkan ekonomi global. Untuk mengakselerasi pencapaian target tersebut, Thailand mengandalkan kolaborasi antarsektor yang melibatkan pelaku industri, lembaga riset, pemerintah daerah, dan institusi pendidikan.
Fi Asia Thailand 2025 & Vitafoods Asia 2025
Inovasi menjadi kunci agar produk agrikultur tidak hanya dijual sebagai komoditas mentah, tapi diolah menjadi makanan sehat, minuman herbal, hingga suplemen modern.
Untuk mendorong inovasinya, dua ajang pameran berskala internasional akan menjadi etalase kekuatan Thailand, yakni Fi Asia Thailand 2025 dan Vitafoods Asia 2025.
Keduanya akan digelar bersamaan pada 17–19 September 2025 di Queen Sirikit National Convention Center (QSNCC), Bangkok. Fi Asia akan menampilkan inovasi bahan pangan dari seluruh Thailand, sedangkan Vitafoods akan berfokus pada teknologi suplemen dan bahan aktif untuk kesehatan.
Salah satu agenda unggulan adalah Northern Food Ingredients and Nutrition Expo yang menampilkan potensi dari wilayah utara Thailand. Pameran ini tidak hanya menjadi ajang promosi, tetapi juga peluang membangun jaringan ekspor baru.
Thailand berharap bisa memperluas akses ke pasar Asia Tenggara, termasuk Indonesia yang dikenal sebagai pasar besar untuk produk makanan dan kesehatan.
Produk makanan Thailand telah menunjukkan minat tinggi di pasar Indonesia, mulai dari bumbu masakan, makanan instan, minuman herbal, hingga makanan beku.
Menurut Rungphech, kebutuhan konsumen akan produk sehat, alami, dan praktis membuat pasar Indonesia sangat potensial.
“Indonesia adalah salah satu tujuan utama ekspor kami. Pertumbuhan kelas menengah yang cepat membuka peluang besar bagi produk kami,” ujarnya.
Dukungan dari pemerintah dan kampus di Thailand juga memperkuat ekosistem inovasi. Pelaku usaha kini dapat mengakses fasilitas riset dan pengembangan untuk memastikan produk mereka sesuai standar ekspor.
BACA JUGA: Bawa Pengalaman Unik, Mowilex Berkolaborasi dengan Seniman Thailand
Thailand menempatkan Informa Markets sebagai penghubung antara sektor riset dan industri, sekaligus sebagai jembatan ke pasar global.
Dengan strategi ini, Thailand berharap dapat mencapai target ฿ 800 miliar sekaligus mengurangi ketergantungan pada pasar ekspor tradisional.
“Sekarang adalah waktunya bagi Thailand untuk naik kelas, dari produsen bahan baku menjadi pemain utama di sektor pangan dan kesehatan dunia,” tutup Rungphech.
Editor: Bernadinus Adi Pramudita