The Dresscodes Nikmati Berkah Imlek

marketeers article

Perayaan Tahun Baru Imlek telah usai. Berbagai kemeriahan terjadi di beberapa sudut kawasan publik. Hal tersebut mungkin masih bisa Anda temukan di berbagai mal di Jakarta. Nuansa warna merah dan kuning masih banyak yang mendominasi mal-mal di Indonesia. Tentu bukan sekadar perayaan, tapi berbagai keberkahan diharapkan oleh semua orang yang merayakan. Termasuk para pebisnis yang menyusur segmen Tionghoa. Seperti yang dirasakan oleh The Dresscodes.

The Dresscodes adalah sebuah one-stop shop for all things designer dresses. Koleksinya, dapat dibeli dan disewa di showroom dan secara online melalui www.thedresscodes.com. Mereka mengakui merasakan juga keberkahan dari Tahun Baru Imlek ini.

“Keuntungan di masa-masa imlek cukup baik. Kami memberikan diskon promosi untuk koleksi CheongSam kami. Cukup banyak yang datang mencari dress yang akan dipakai pada saat malam imlek nanti mereka. Banyak juga datang dan menikmati promosi Chinese New Year kami untuk reservasi cheongsam untuk event-event mereka ke depannya. Bukan hanya untuk imlek saja, karena promo kami dapat digunakan untuk acara ke depannya juga,” jelas Cindy Mulyasasmita, Founder The Dresscodes.com kepada Marketeers.

Bagi perempuan yang pernah kerja di Prada USA Corporation, dan ROSS Stores Corporate Office di Amerika ini,moment seperti Imlek adalah waktu yang tepat bagi mereka untuk menggelar berbagai promosi. Dalam menggelar promosinya, Cindy mengandalkan media sosial, website, dan Google Ad. Di banner Homepage website mereka akan selalu muncul promo yang sedang berlangsung agar konsumen setia mereka selalu dapat menikmati promo.

“Dengan berbagai promosi, kami ingin memberikan akses supaya luxury designer dresses dapat dipakai oleh market yang lebih besar tanpa membayar harga penuh. Melalui konsep market sharing, kami dapat menawarkan diskon yang sangat menarik untuk semua pelanggan kami. Untuk itu, kami menawarkan harga sewa yang berkisar dari 15% sampai 40% dari harga retail dan harga beli yang berkisar dari 35% sampai 70% dari harga retail,” jelas Cindy.

Berbicara konsumen Tionghoa atau keturunan, Cindy melihat karakter yang hampir sama dengan konsumen lainnya. Mereka cenderung datang karena ingin tahu tentang sistem mereka. Selain dari itu, nama Brand/Designer juga menjadi salah satu prioritas utama bagi konsumen yg mengerti fashion.

Setelah merek, harga menjadi hal yang termasuk dalam pertimbangan mereka untuk menyewa. Tujuannya tentu untuk mendapatkan nilai terbaik.

“Kebanyakan begitu melihat perbandingan harga sewa atau harga resale kami dibandingkan harga original retailnya, konsumen langsung tertarik untuk menyewa atau membeli. Mereka mengganggap bisa mendapatkan penghematan yang cukup tinggi dari setiap pembelian/penyewaan,” tutup Cindy.

Related