Threads Makin Populer, Jadi Modus Ajang Penipuan Baru

marketeers article
Aplikasi Threads. (FOTO: Meta)

Threads, aplikasi microblogging terbaru dari Meta hanya satu pekan setelah diluncurkan pada 5 Juli,, telah mengumpulkan 100 juta pendaftar. Namun, seperti yang sering terjadi pada tren populer, penjahat siber tidak membuang waktu untuk memanfaatkan popularitasnya.

Pakar Kaspersky telah menemukan beberapa taktik penipuan yang digunakan oleh scammers untuk mengeksploitasi basis pengguna aplikasi. Ini terutama melibatkan penyamaran sebagai aplikasi Threads untuk mengelabui pengguna, kemungkinan mendapatkan akses tidak sah menuju akun, data pribadi, dan bahkan informasi keuangan mereka.

Penjahat siber telah mengembangkan halaman phishing yang meniru Thread versi web yang sesungguhnya tidak pernah ada. Pengguna tertipu untuk memasukkan kredensial login, tanpa sengaja membocorkan informasi pribadi mereka kepada scammers.

Karena Threads ditautkan ke layanan META lainnya, pengguna juga dapat menghadapi risiko kehilangan akses ke berbagai akun media sosial, seperti Instagram dan Facebook. Hal ini tidak hanya menimbulkan masalah privasi seperti pencurian identitas dan doxing, tetapi yang lebih mengkhawatirkan juga membawa risiko finansial. 

Informasi perbankan pribadi atau bahkan keuangan perusahaan, karena bisnis menggunakan akun ini untuk membuat kampanye iklan, berpotensi jatuh ke tangan yang salah.

BACA JUGA: Kaspersky Temukan Phising Kripto Baru, Targetkan Pengguna Seluruh Dunia

“Scammer telah menguasai seni pemanfaatan topik yang sedang tren, menekankan pentingnya menjaga kewaspadaan yang konstan. Prevalensi penipuan seputar ketenaran aplikasi Threads berfungsi sebagai pengingat yang gamblang akan risiko yang kita hadapi di ranah digital. Dari skema penipuan hingga taktik pengumpulan data, para penipu ini berusaha keras untuk membahayakan keamanan pribadi dan finansial Anda,” kata Olga Svistunova, Pakar Keamanan di Kaspersky, Jumat (14/7/2023).

Penipuan lain juga melibatkan layanan fiktif yang disebut Threads Coin, yang mengklaim menawarkan kemungkinan yang di-upgrade dalam menjembatani kesenjangan antara dunia fisik dan digital, khususnya di dalam Metaverse. Pengguna tergoda untuk membeli koin ini menggunakan Ethereum. 

Namun, penting untuk dicatat bahwa satu-satunya hasil yang didapatkan pengguna adalah kerugian finansial.

BACA JUGA: Musim Liburan, Kaspersky Ingatkan Bahaya Travel Phising

“Sebagai perlindungan, kita harus mengadopsi pola pikir skeptis, meneliti aktivitas yang mencurigakan, dan memprioritaskan langkah-langkah keamanan dunia maya. Dengan tetap berhati-hati di tengah daya pikat topik trendi, kita dapat memperkuat pertahanan diri dan menavigasi lanskap digital dengan percaya diri,” ucap Svistunova.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related