Tidak Hanya Fasilitasi, Pengelola Mall Perlu Komunikasikan Brand Positioning di Era Baru

marketeers article

Aktivitas pusat perbelanjaan akan dimulai kembali pada 15 Juni dengan protokol yang ketat. Riset Nielsen menunjukan perilaku konsumen di DKI Jakarta sebanyak 67% responden berniat untuk mengunjungi mal setelah PSBB dilonggarkan.

Namun, pengunjung akan mengutamakan faktor kesehatan dan kebersihan. Para pengelola pusat perbelanjaan harus mengembalikan keyakinan konsumen untuk kembali berkunjung, dengan cara memastikan penerapan protokol kesehatan, baik oleh pihak mal maupun oleh para penyewa/pemilik toko di dalamnya.

Di samping itu konsumen berharap agar para pekerja seperti petugas keamanan, resepsionis, pelayan restoran dan kasir dilengkapi dengan alat-alat kesehatan seperti pelindung wajah, masker, sarung tangan dan pembersih tangan.

Pengunjung juga cenderung akan mengurangi interaksi sentuhan dengan orang-orang dan lingkungan sekitar, karena pengelola pusat perbelanjaan perlu melakukan inovasi.

Menurut Rusdy Sumantri, Director Consumer Insight, Nielsen Connect Indonesia, pusat perbelanjaan dapat mengadaptasi inovasi teknologi seperti menggunakan sensor tanpa sentuhan pada tombol lift atau mesin tiket parkir, dan pada alat-alat di area toilet.

“Penting bagi pelaku bisnis pusat perbelanjaan atau mal serta para penyewa di dalamnya untuk bisa mengakomodir kebiasaan baru konsumen,” tuturnya.

Pengelola atau pemilik pusat perbelanjaan juga perlu berusaha untuk dapat meyakinkan konsumen agar merasa aman kembali mengunjungi mal dengan komunikasi yang intens dan berkala.

“Pusat perbelanjaan dan pemilik merek harus berani untuk banyak beriklan dan menunjukkan positioning mereka terkait upaya-upaya yang dilakukan untuk untuk menjamin keselamatan pengunjung,” tambahnya.

Brand dapat memanfaatkan akun sosial media korporat untuk memperkuat kedekatan dengan konsumen. Tetap memanfaatkan media elektronik, media cetak atau media luar ruang juga akan sangat membantu menjangkau konsumen lebih luas.

Konten komunikasi bisa menunjukkan keunggulan mal seperti penerapan protokol kesehatan menggunakan masker pada pekerja, cara penyajian dan pengolahan makanan yang bersih dan sehat, maupun inovasi teknologi yang dilakukan, dibalut dengan kemasan yang menarik dan kreatif akan menarik konsumen untuk berkunjung.

“Tidak hanya terkait masalah pelaksanaan protokol kesehatan, tetapi mengkomunikasikan segala bentuk upaya atau inovasi yang dilakukan juga sangat penting untuk membangun kepercayaan pengunjung serta bangkit lagi untuk menjalankan bisnis dengan lebih baik lagi ke depannya,” tutup Rusdy.

Related