Tidak Hanya Pantai, Kini Pegunungan Bersalju Destinasi Wisata

marketeers article
Family walking in deep snow track

Club Med merilis survei Asia-Pacific (APAC) Snow Brand Study 2019. Studi tahun ini melihat kebiasaan para wisatawan salju dan mengidentifikasi faktor-faktor utama di sebelas pasar dengan 2.200 responden dari Cina hingga Australia.

“Hasil dari edisi kedua APAC Snow Brand Study kami mengungkapkan bahwa para pelancong mencari lebih dari sekedar kegiatan bermain ski atau seluncur salju ketika mengunjungi resor salju,” kata Xavier Desaulles, Chief Executive Officer APAC Markets Club Med.

Sebanyak 75% responden dari studi ini menyebutkan tertarik untuk merasakan makanan lokal dan lingkungan sekitar.  “Pertumbuhan pasar sebesar dua digit dengan sebanyak 68% berasal dari kaum milenial memperlihatkan potensi pertumbuhan yang tinggi untuk industri liburan salju,” ujar Xavier.

Ukuran pasar tumbuh menjadi 151 juta pengunjung liburan bertema salju tahun ini, naik 10% atau lebih cepat dari rata-rata pertumbuhan pasar pariwisata sebesar 6% . Ini memperjelas potensi industri liburan salju di seluruh dunia.

Pertumbuhan pengunjung liburan bertema salju dari tahun lalu dapat dikaitkan dengan beberapa faktor utama, seperti kemudahan perjalanan, bertambahnya pilihan perjalanan dan peningkatan produk liburan salju. Survei ini juga memperlihatkan bahwa hampir 68% pengunjung liburan salju adalah kaum milenial, salah satu demografis konsumen dengan pertumbuhan terbesar di dunia.

Destinasi musim dingin dianggap lebih premium. Alasannya, pengalaman dan kegiatan tersebut membutuhkan peralatan salju yang diperlukan, fasilitas, pakaian, pelajaran dan aksesibilitas ke pegunungan. Lengkap dengan berbagai pengalaman dan kegiatan, liburan salju dipandang sebagai pengalaman yang lebih makmur. Sekitar tiga perempat pengunjung liburan salju lebih suka bepergian dengan gaya, dengan 80% diantaranya bersedia membayar premi untuk kenyamanan. Dengan target audiens yang didominasi generasi milenial dan 92% dari mereka berorientasi keluarga.

Menurut studi tersebut, Jepang muncul sebagai tujuan utama, dengan rata-rata 65% responden pernah ke sana untuk liburan salju dalam tiga tahun terakhir, diikuti oleh Korea Selatan (34%), Swiss (24%), Cina (18%) dan Australia (16%).  Pegunungan Alpen di Eropa masih menjadi pilihan yang populer untuk liburan bersalju, 77% responden merencanakan liburan musim dingin selanjutnya di Eropa. Lebih dari 90% pengunjung adalah orang India, Indonesia (97%), Thailand (93%) dan Tiongkok (90%). Mereka merencanakan liburan bersalju di Eropa untuk tiga tahun ke depan, Swiss dan Prancis menjadi tujuan utamanya.

Selain bermain ski dan snowboarding, para wisatawan menginginkan pengalaman liburan holistik, dimana 75% responden menunjukkan bahwa mereka juga menikmati kegiatan non-ski selama wisata salju. Menghabiskan waktu bersama keluarga (48%), kembali ke alam (46%), dan mencoba hidangan lokal (45%) merupakan layanan bernilai tambah yang paling disukai selama wisata salju.

Mengingat banyaknya pengalaman dan kegiatan yang ditawarkan dalam wisata musim dingin, memilih paket liburan all-inclusive kini telah menjadi sebuah keharusan. Daripada membeli keperluan secara terpisah, penelitian ini mengungkapkan bahwa salah satu dari tiga alasan utama pemilihan liburan all-inclusive, yakni adanya kesempatan untuk menikmati berbagai kegiatan, kenyamanan dan hal berharga lainnya. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa wisatawan rela menghabiskan rata-rata US$ 300.

Editor: Sigit Kurniawan

 

 

Related