Tiga Alasan Pentingnya Content Marketing

marketeers article
Phrase Content is king written on a card

Content marketing menjadi strategi yang banyak digunakan brand untuk tetap relevan dengan konsumennya. Namun, perlu diperhatikan konten-konten yang dihasilkan pun haruslah valuable serta konsisten untuk menarik perhatian dan mempertahankan audiens tertentu. Dan, pada akhirnya akan mendorong mereka untuk melakukan tindakan yang menguntungkan bagi brand.

Alodokter sebagai salah satu pemberi layanan digital untuk pasien menangkap hal ini sebagai pendekatan yang baik kepada pasien. Untuk memastikan layanan yang mereka berikan pas bagi pasien, Alodokter berusaha melakukan determinasi patient journey.

“Biasanya ketika merasakan gejala tertentu, kita akan mencari informasi dengan bertanya pada orang tua atau mencari tahu lewat internet. Dari sana kami masuk dengan produk yang berupa content marketing atau bisa disebut juga artikel di situs Alodokter,” ungkap Head of Marketing Alodokter Arian Vivaldi saat mengisi sesi Content Marketing & Social Media Insights pada acara MarkPlus Conference 2021, Rabu (09/12/2020).

Saat ini ada sekitar 26 juta unique user yang mengunjungi situs Alodokter setiap bulannya. Mulai dari yang mencari informasi hingga yang akhirnya memilih untuk melakukan booking serta mendapatkan proteksi Alodokter terkait medical advance.

Arian menjelaskan bahwa ada tiga alasan yang membuat content marketing ini penting. Pertama, cost effective advertising. Content marketing sendiri menurut Arian tidak berbeda dengan iklan. Hanya saja, pendekatan content marketing ini sangat lembut. Sehingga, brand bisa mengomunikasikan value dari brand dan pesan yang ingin dibawa perusahaan lewat konten.

Kedua, memungkinkan konsumen untuk lebih terhubung dengan brand. Biasanya iklan lebih menunjukkan sisi brand-centric, jadi mungkin bukan menjadi sesuatu yang ingin diketahui konsumen. Tapi, content marketing ini menarik karena brand masuk dengan pendekatan consumer-centric meski ada sisipan pesan brand di dalamnya.

Ketiga, mengubah expense menjadi revenue generating asset. Hal ini menarik, di Alodokter content marketing yang dikembangkan untuk memasarkan produk juga menjadi revenue generating asset.

“Di situs kami, Alodokter juga mengambil berperan sebagai publisher. Misalnya bekerja sama dengan sejumlah brand yang melakukan placement di situs kami. Jadi, expense yang kami keluarkan untuk content marketing bisa menjadi revenue pada akhirnya. Hal yang sama bisa dilakukan dengan media sosial,” tutur Arian.

Dalam paparannya, Arian juga menjelaskan strategi content marketing yang dilakukan Alodokter. Startegi tersebut dimulai dengan menentukan channel yang menjadi prioritas, tidak semua channel harus dimasuki Alodokter. Lalu, membuat konten yang relevan untuk user dan membuat konten berdasarkan user intent.

Selanjutnya adalah memastikan konten dibuat khusus untuk setiap channel, karena cara main yang berbeda dari setiap platform yang digunakan dan itu harus dikuasai untuk memaksimalkan hasil. Dan, terakhir, rutin melakukan optimisasi, lebih pada test pada konten dan format

“Saat ini, content marketing masih dianggap secondary dan sekadar ada. Padahal seharusnya brand bisa mengkaji ulang hal ini. Karena, ketika kita bisa sukses di content marketing, maka kita bisa menghasilkan cost effective advertising hingga revenue,” tutup Arian.

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related