Tiga Faktor e-Commerce Semakin Seksi di Indonesia

profile photo reporter Jaka Perdana
JakaPerdana
29 September 2016
marketeers article
36761664 vector illustration of online shopping with realistic human hand holding white talet pc and contour icons

Sektor industri e-commerce makin moncer semakin hari di Tanah Air. Selain penetrasi internet tinggi, masyarakat mulai mengenal istilah jual beli online. Tidak hanya ritel offline, ritel online juga mulai banyak bertebaran sampai marketplace yang menghubungkan pedagang online dengan konsumen sekalipun.

“Pertumbuhan penetrasi internet di Indonesia tercatat paling tinggi di dunia. Per tahun, pengguna internet bertambah 19%,” ujar Head of Vendor Acquisition SSU Lazada Indonesia Nina Jasmine Wijono di gelaran Gebyar UKM BCA di Jakarta pada Kamis (29/9) 2016.

Statistik lain menyebutkan bahwa pertumbuhan jual beli online di Indonesia dalam dua tahun terakhir mencapai 400%. Bayangkan jika dibanding gerai offline yang hanya 20% saja. Padahal nilai transaksi online hanya memakan porsi kurang dari 2% saja dari total industri ritel. Artinya, sebagian besar transaksi atau pasar sekitar 98% masih ritel offline.

Menurut Jasmine ada tiga faktor kenapa e-commerce ini booming. Tidak hanya di Indonesia tetapi di Asia Tenggara. Sekitar 70% warga di Asia Tenggara berusia di bawah 40 tahun alias masih sangat muda. Dengan usia muda itu tidak heran penetrasi internet masih terasa tinggi. Mereka muda mudi tersebut dianggap sebagai pencipta tren, salah satunya tren jual beli online yang kemudian terus berkembang.

Faktor lainnya adalah adanya kebutuhan akan gaya hidup digital. Semakin banyak masyarakat bergantung hidupnya dari perangkat digital seperti smartphone. Pendorongnya adalah selain penetrasi internet, perangkat ponsel pintar itu kian terjangkau di kisaran satu jutaan rupiah. Diperkirakan penetrasi internet akan mencapai puncak pada 2020 mendatang.

Sementara faktor ketiga lebih kepada logistik terutama di Indonesia. “Pemerintah berkomitmen membangun infrastruktur logistik dengan anggaran sekitar Rp 290 triliun. Data kami menyebutkan setidaknya pemerintah sedang membangun 3.600 kilometer jalan baru, 24 pelabuhan dan 15 bandara baru, dan penambahan panjang rel kereta sebanyak 3.258 kilometer. Itu semua bagi kami ditujukan untuk mempermudah alur logistik yang sekarang masih menjadi kendala bagi pemain-pemain e-commerce,” sambung Jasmine.

Dengan perkembangan besar itu, diperkirakan jumlah pengguna internet di Indonesia serta negara-negara Asia Tenggara lain akan membesar. Setidaknya, 480 juta orang akan memakai internet pada tahun 2020.

Editor: Sigit Kurniawan

Related