Tiga Faktor Ini Bisa Bikin Konsumen Hapus Aplikasi

marketeers article

Aplikasi seluler dan desktop tengah menghipnotis dunia. Bahkan, loyalitas merek di wilayah Asia Pasifik dan Jepang (APJ) ikut ditentukan oleh keduanya. Pasalnya, bisnis yang gagal menghadirkan pengalaman aplikasi yang positif berisiko kehilangan sekitar sepertiga dari pelanggan utama mereka. Begitulah hasil studi yang digagas oleh CA Technologies baru-baru ini.

Melibatkan 1.449 konsumen dan 259 pengambil keputusan bisnis di lima Negara APJ, terungkap tiga faktor yang dapat memiliki dampak pada pengalaman konsumen. Pertama, waktu loading aplikasi yang cepat. Sebanyak 75 % responden mengaku akan meninggalkan merek. Bagi mereka, waktu loading 6 detik atau kurang masih bisa diterima. Bahkan, 39 % responden kabur ketika waktu loadingnya lebih dari 3 detik.

Kedua, konsumen lebih suka pada fungsi yang sederhana. Bila aplikasi terbilang ruwet, siap-siap ditinggalkan oleh pengguna. Lebih dari 70 % konsumen APJ memilih fitur yang gampang digunakan. Ketiga, konsumen sangat memikirkan keamanan. Lebih dari 60 persen memilih aplikasi yang memiliki kemampuan untuk mencegah kerentanan seperti serangan virus dan gangguan lain yang menjadikan layanan tidak tersedia. Ada 17 % responden yang siap meninggalkan aplikasi selamanya bila aplikasi tidak aman.

Kenneth Arredondo, President & General Manager CA Technologies Asia Pasifik & Jepang mengungkapkan aplikasi segera menjadi sarana pertama dan utama bagi konsumen untuk terhubung dengan bisnis. “Perusahaan perlu mengadopsi pola pikir yang menempatkan kebutuhan konsumen sebagai yang utama dan menggabungkannya dengan berbagai macam data tambahan dari berbagai perangkat yang selalu terhubung,” kata Kenneth, Senin (20/4/2015).

Pada akhirnya, sambung Kenneth, para perusahaan harus menghasilkan aplikasi yang sesuai kebutuhan konsumen, aman, responsif dan mudah digunakan. “Untuk mencapai hal ini, perusahaan harus serius melihat apa yang diinginkan konsumen, dengan mendengarkan kebutuhan mereka dan penerapan analisis prediktif untuk mendapatkan kajian yang lebih mendalam dan dapat diaplikasikan untuk mendorong pengembangan aplikasi,” tutup Kenneth.

Related