Tiga Fokus Strategi Kemenparekraf Pulihkan Industri Pariwisata

marketeers article

Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf) terus berupaya memulihkan kondisi industri pariwisata nasional akibat pandemi COVID-19. Untuk mewujudkan hal tersebut, berbagai strategi pemulihan dikerahkan oleh Kemenparekraf dibawah komando Sandiaga Uno. Di sini, pemerintah membagi fokusnya menjadi tiga, yakni adaptasi, inovasi, dan kolaborasi.

“Sesuai arahan Mas Menteri, strategi pemulihan pariwisata diawali dengan tiga hal. Pertama, adaptasi di dalam penyelenggaraan event, konferensi, pameran, dan kegiatan minat khusus (MICE),” ujar Rizki Handayani, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf pada acara The 6th Strategic Discussion: Redefining Sustainable Tourism Roadmap, Selasa (09/03/2021).

Kedua, soal inovasi. Pada inovasi ini ditujukan pada penggunaan teknologi digital, baik di dalam pembuatan event maupun kegiatan promosi. Harapannya hal ini dilakukan dan mengena di seluruh direktorat yang ada di Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan Kemenparekraf.

Ketiga, kolaborasi. Kolaborasi sebetulnya telah dilakukan sejak lama. Namun begitu, kondisi saat ini menjadikan kolaborasi menjadi kian penting. Pasalnya, sumber daya yang sangat terbatas dari satu pihak bila digabungkan dengan pihak lain akan melahirkan sumber daya yang lebih besar.

“Sebab itu, Mas Menteri sangat mengedepankan unsur kolaborasi. Selanjutnya, langkah apa yang kami lakukan? Pada dasarnya tahun ini kami mengerahkan beberapa kampanye, yakni Ayo, Berwisata #DiIndonesiaAja yang selanjutnya menjadi program Bangga Berwisata di Indonesia. Dan selanjutnya adalah program Bangga Buatan Indonesia,” lanjut Rizki.

Di dalam program Ayo Berwisata #DiIndonesiaAja, Rizki memaparkan tiga hal yang menjadi fokus program ini. Pertama adalah gaining confidence yang memberikan rasa percaya diri wisatawan nusantara dan mancanegara dengan menerapkan protokol kesehatan. Kedua, program kemanusiaan padat karya.

Di program ini, terdapat tiga program yang menjadi prioritas tahun lalu dan akan dilanjutkan tahun ini, yaitu Gerakan Bisa dan Insentif Perjalanan Dalam Negeri melalui program We Love Bali dan Wisata Edukasi Tematik. Dan ketiga adalah memfasilitasi usaha parekraf.

“Terakhir untuk industri MICE, kami mendorong lebih dari 200 event online dan hybrid bersama para pelaku ekonomi kreatif. Termasuk mengedukasi para pelaku ekonomi keratif dalam menjalankan event online maupun hybrid,” tutup Rizki.

Related