Tiga Kunci Bisnis Bukalapak Tumbuh di Tengah Pandemi

marketeers article

Pandemi COVID-19 membuat banyak organisasi harus bersikap agile untuk tetap survive. Bukalapak membuktikan dengan bersikap agile, perusahaannya berhasil tumbuh. Padahal, model bisnisnya yang sangat bergantung pada kondisi UKM dan daya beli konsumen sempat membuat e-commerce ini merasakan dampak pandemi. Namun, dengan menyusun strategi untuk menghadapi perekonomian yang sedang lemah, Bukalapak berhasil tumbuh signifikan sepanjang tahun 2020.

Rachmat Kaimuddin, CEO Bukalapak mengungkapkan bahwa saat pandemi menyerang, perusahaanya segera memperkuat sisi internal. Bukalapak kemudian menentukan tiga aspek utama yang menjadi fokus agar bertahan. Di antaranya talent, growth, dan capital. Ketiga fokus ini ditujukan untuk memperkuat operasional dan bisnis.

“Saat itu, lewat perkuatan tiga aspek tersebut, kami percaya Bukalapak dapat menjadi perusahaan teknologi yang berkelanjutan dan mampu menciptakan ekonomi yang adil bagi semua,” kata Rachmat.

Dari sisi talent atau sumber daya manusia, Bukalapak menjamin keselamatan dan keamanan karyawannya dari penularan virus. Hal ini diwujudkan dengan sistem kerja work from home (WFH) berbasis hybrid. Yaitu, karyawan yang tidak memiliki fasilitas memadai di rumah bisa bekerja di kantor dengan aturan protokol kesehatan. Menurut Rachmat, strategi ini berhasil menjaga operasional Bukalapak secara optimal. Atas strategi ini, Bukalapak mendapatkan apresiasi sebagai salah satu tempat kerja bertanggung jawab dari HR Asia.

E-commerce menjadi esensial bagi masyarakat selama pandemi, sehingga kami harus menjamin operasional tetap berjalan normal dan optimal tanpa mengabaikan keamanan, keselamatan, dan kesehatan karyawan,” tambah Rachmat.

Sementara itu, aspek growth ditingkatnya melalui inovasi produk, kerja sama, dan pengembangan fitur. Sepanjang tahun 2020, Bukalapak berhasil memperkenalkan sejumlah fitur baru. Salah satunya BukaFood yang menjadi cara e-commerce ini tap-in ke bisnis pesan-antar makanan. \

Bukalapak juga mulai mengadopsi teknologi komputasi awan, terutama untuk menjamin keamanan data pelapak dan pembeli. Pada tahun lalu, EBITDA Bukalapak naik 80% dengan peningkatan nilai transaksi 130%. Dari sisi Mitra Bukalapak, 30% Warung yang tergabung dalam ekosistem digital Bukalapak mengalami peningkatan transaksi hampir 100%.

“Aspek capital atau modal sendiri kami maksimalkan dengan terus mengupayakan permodalan. Beberapa perusahaan ventura bergabung menjadi keluarga Bukalapak pada tahun 2020. Tahun ini, kami terus mengupayakan permodalan dengan memperlihatkan pertumbuhan bisnis yang signifikan dan konsisten,” tegas Rachmat.

Menyambut tahun 2021, Bukalapak bersikap optimis untuk terus memanfaatkan peluang. Tahun ini, Bukalapak merencanakan perluasan pasar serta peningkatan inklusi keuangan lewat berbagai fitur keuangan digitalnya yang mendapatkan respons baik di tahun lalu. Tentunya, e-commerce ini juga akan terus memperkuat bisnis lewat pengembangan fitur, peningkatan pengguna, dan mitra pelapak.

“Tahun ini akan lebih banyak inovasi yang terjadi. Kami ingin semakin banyak masyarakat Indonesia yang merasakan manfaat kehadiran Bukalapak,” tutup Rachmat.

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related