Tiga Peran Penting Milenial Sebagai Kekuatan Ekonomi ASEAN

marketeers article

Kalangan anak muda atau yang saat ini kerap disebut sebagai generasi millenial dipercaya akan menjadi sumber dari perekonomian selanjutanya . Hal ini yang digarisbawahi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ketika membuka ajang Asean Marketing Summit di Jakarta, Kamis (6/9/2018).

ASEAN sebagai organisasi negara-negara di kawasan Asia Tenggara, selama ini telah banyak membantu pembangunan dan perekonian di kawasan regional. Menteri Retno menilai sudah saatnya kalangan milenial menjadi mesin ekonomi baru di kawasan ini.

“Milenial di kawasan ASEAN jumlahnya mencapai 34% dari total populasi masyarakat ASEAN,” ujarnya.

Sebagai kekuatan baru, Menteri Retno melihat bahwa millenial memliki kekuatan besar dalam hal konektivitas. Hal ini diyakini tidak banyak dimiliki oleh generasi sebelumnya.

Meskipun begitu ia tidak menampik bahwa masih banyak keraguan dari generasi ini. Tapi, ia mencatat setidaknya ada tiga hal yang bisa menjadi modal utama millenial sebagai kekuatan ekonomi baru ASEAN.

Pertama, digital platform. Kalangan millenial merupakan kalangan yang amat akrab dengan teknologi. Bahkan mereka bisa menguasai teknologi secepat mungkin. Hal ini menjadi modal besar ketika mereka berkreasi dan membangun jejaring.

Kedua, kreativitas. Selain adaptif terhadap teknologi, millenial merupakan generasi yang kreatif. Di Indonesia sudah banyak pendiri bisnis dari kalangan millenial yang membawa ciri khas unik dalam produknya.

“Dalam hal kreativitas masih diperlukan peranan yang besar dalam hal pendidikan. Oleh sebab itu kita semua butuh mengembangkan dan menumbuhkan sense of entrepreneurs di kalangan millenial,” imbuhnya.

Ketiga, masalah social awareness. Meskipun lekat dengan teknologi, bukan berarti millenial abai dengan hal-hal yang terjadi di sekitarnya. Mereka ini amat cakap dalam membantu permasalahan sosial.

Contohnya, sudah mulai terlihat bahwa millenial mulai selektif dalam membagikan berita-berita yang tersebar di dunia maya. Bersama jejaringnya, millenial berlomba-lomba membagikan berita dengan nilai yang positif.

“Intinya dengan kemampuan mereka akan teknologi dan gadget jangan sampai menghilangkan rasa kemanusiaan di kalangan sesama,” tutup Menlu Retno.

Editor: Sigit Kurniawan

Related