Tiga Poin Koridor Ekonomi Sulawesi Utara

marketeers article
Plane model with world map, passports and tickets as airplane traveling and tickets booking concept

Sulawesi Utara terus bersiap dan berbenah untuk menghadapi masa post normal. Perlu disadari bahwa semua harus bangkit dan siap menata kehidupan terlepas dari ada atau tidaknya COVID-19. Dan pada masa transisi ini, komitmen untuk memastikan kesiapan sebagai Gerbang Pasifik terus dipertegas Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey.

Hal tersebut juga didukung dengan proyek pemerintah pusat dengan China yaitu Belt and Road Initiative. Dalam kesepakatan yang sudah disetujui ada empat koridor ekonomi yaitu koridor ekonomi Sumatera Utara, Kalimantan Utara, Bali, dan Sulawesi Utara.

Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun mengungkapkan bahwa menjadikan Sulawesi Utara sebagai Gerbang Pasifik atau hub ke Pasifik merupakan langkah yang tepat dan bisa mendukung proyek ini. Hal tersebut diungkapkannya dalam acara MarkPlus Government Roundtable, Sulawesi Utara: Gerbang Indonesia ke Pasifik, Kamis (16/07/2020).

“Dalam konteks koridor ekonomi Sulawesi Utara ini, ada tiga poin penting yaitu pariwisata, manufaktur, dan infrastruktur. Jadi, kita sudah punya cara menggaet China dalam kaitannya dengan Belt and Road Initiative dan Poros Maritim Indonesia,” ujar Djauhari.

Ia menekankan pentingnya memulai dengan jalur pariwisata dan tentunya memiliki konektivitas yang baik. Mengenai konektivitas, baik pemerintah daerah dan pusat terus melakukan pembicaraan dengan pemerintah China. Sulawesi Utara diharapkan bisa menjadi hub untuk mempersingkat waktu terbang dari kota-kota besar di China ke wilayah Pasifik.

“Jika proyek ini bisa direalisasikan dengan baik, saya pikir akan ada tiga aspek yang berkembang yaitu pariwisata, perdagangan, dan investasi. Investasi dari China ke Indonesia di tahun lalu saja meningkat 95,6% dan sebagian masuk ke Sulawesi Utara. Ini merupakan peluang menjanjikan karena jika bisa menjadi hub maka akan banyak sektor lain yang akan berkembang,” tutur Djauhari.

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related