Tiga Solusi Tetra Pak Hadapi Teknologi 4.0

marketeers article
Milk cartons

Di era teknologi 4.0, pelaku usaha dituntut untuk memanfaatkan teknologi terbaru seperti artificial inteligence dan machine learning dalam upaya meningkatkan produktivitas dan mereduksi biaya tak perlu. Perusahaan pemerosesan dan kemasan asal Swedia, Tetra Pak turut mengajak pelaku industri makanan-minuman (mamin) untuk mengadopsi teknologi 4.0 dalam rantai pasoknya.

Hal itu sejalan dengan langkah Pemerintah Indonesia dalam mempercepat implementasi roadmap ‘Making Indonesia 4.0’. Karena itu, Tetra Pak menawarkan sejumlah solusi bisnis utama untuk membantu pelaku industri makanan minuman di masa depan.

Pertama, Pemrosesan. Layanan pemrosesan berbasis traceability mulai dari bahan baku hingga sampai ke tangan konsumen akhir akan terintegrasi dengan lini produksi Tetra Pak PlantMaster. Ini adalah sebuah sistem kontrol untuk memastikan adanya konsistensi hasil produksi.

Selain itu, layanan ini juga mengamati terjaganya kualitas serta keahlian perusahaan dalam memproses produk minuman, keju, yogurt, es krim, kelapa, dan lainnya.

Kedua, Pengemasan. Solusi Dynamic QR Code dapat menyesuaikan setiap promosi dan pemasaran para pelaku industri mamin tanpa harus mengganti QR Code yang telah tercetak dalam kemasan produk.

Ketiga, Layanan Perbaikan. Dengan teknologi Microsoft HoloLens, layanan ini menghubungkan tim ahli Tetra Pak global dengan teknisi lokal untuk menangani kerusakan mesin secara cepat dan akurat. Teknologi Microsoft HoloLens memungkinkan teknisi ahli untuk melakukan layanan perbaikan seperti kerusakan pada mesin pabrik secara virtual tanpa adanya kunjungan fisik di lokasi tertentu.

Circular Economy

Tetra Pak Indonesia juga menerapkan prinsip bisnis ekonomi melingkar alias circular economy. Artinya, kemasan produk yang digunakan akan dikumpulkan, dipilah, disortir, dan diolah menjadi produk daur ulang yang memiliki nilai guna tambahan.

Secara global, Tetra Pak telah memiliki komitmen jangka panjang untuk mendaur ulang kemasan karton. Di Indonesia, pada tahun 2017, lebih dari 100 ribu atap dan partisi rumah telah dibuat dari bahan hasil daur ulang dari kemasan karton Tetra Pak.

Produk daur ulang ini juga digunakan untuk membuat bahan furnitur dan kertas daur ulang. Dalam dua tahun terakhir, lebih dari 50 ribu anak anak sekolah telah mendapat edukasi mengenai pentingnya pemilahan dan daur ulang sampah kemasan.

Terkait bahan baku terbarukan, Tetra Pak menggunakan bahan karton kemasan yang berasal dari kertas dan tebu sebagai pengganti material plastik untuk tutup kemasan.

Bahan kemasan karton Tetra Pak juga berasal dari hutan yang disertifikasi oleh Forest Stewardship Council TM (FSC TM), badan sertifikasi global yang memastikan bahwa bahan kemasan Tetra Pak diambil dari hutan yang dikelola secara bertanggung jawab. Salah satunya melalui penanaman kembali pohon setelah ditebang.

Editor: Sigit Kurniawan

Related