Tiga Strategi Lima Tahun Paramount Kembangkan Bisnis Berkelanjutan

marketeers article
Henry Napitupulu (Kiri) dan M. Nawawi (Kanan) I (Foto: Marketeers/Hafiz)

Paramount tahun ini akan memasuki usia ke-17, tepatnya pada Desember mendatang. Perusahaan pun menyiapkan strategi bisnis berkelanjutan untuk menghadapi tahun selanjutnya di bawah PT Paramount Enterprise International (PEI). Ada beberapa strategi yang dikembangkan oleh PEI.

“Bisnis inti kami sebelumnya adalah ‘kolektor’ tanah. Kami beli lahan banyak di sejumlah lokasi, terus mengajak pengembang lain untuk membangunnya. Kini setelah PEI lahir, kami menjadi pengembang melalui PT Paramount Land Development,” tutur M. Nawawi, President Director Paramount Enterprise International saat ditemui di Serpong, Kamis (26/10/2023).

Selanjutnya, perusahaan mengemas strategi tersebut ke dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita). Ada tiga fokus utama di dalam strategi lima tahunan Paramount.

Penataan organisasi

Pertama, perusahaan akan melakukan pengembangan dan penambahan organisasi, salah satunya melalui skema partnership. Pria yang akrab disapa Awi ini menyampaikan bahwa organisasi-organisasi ini menaungi masing-masing unit bisnis kini berjalan secara mandiri. Perusahaan pun dikelola oleh para profesional meski statusnya adalah perusahaan privat atau milik keluarga.

BACA JUGA: Paramount Land Rilis Sorrento Grande-East, Area Komersil dengan Lake View

Selanjutnya, organisasi ini akan melakukan pencarian lahan baru, termasuk mengakuisisi atau membuat skema kerja sama, melakukan pengembangan, hingga mencari pendanaan.

Pengembangan proyek strategis

Strategi kedua, perusahaan akan menetapkan proyek-proyek baru sesuai permintaan pasar. Dalam lima tahun, setidaknya perusahaan akan membangun sekitar 10 proyek per tahunnya. Pembangunan ini termasuk proyek property -yang akan banyak diisi oleh proyek township-, lalu proyek rumah sakit, hingga area komersial.

 

“Kini, sumbangan terbesar untuk PEI datang dari proyek kota mandiri Gading Serpong meski sumbangannya masih di bawah 20%. Ke depan, paling tidak Paramount Gading Serpong yang merupakan tulang punggung akan menyumbang hingga 40% dari total pendapatan PEI,” ungkap Awi.

Awi juga menyebutkan bahwa proyek Gading Serpong yang lahannya mencapai 112 hektar akan dijadikan sebagai recurring income. Pengembangan dan penataan wilayah khususnya area komersial menjadi fokus PEI.

Penataan wilayah

Penataan ulang wilayah Gading Serpong ini pun menjadi strategi ketiga dari PEI. Harapannya, trafik di sekitar Paramount Gading Serpong akan lebih teratur, penghuni nyaman, dan bisnis berjalan dengan baik.

Paramount Land (Foto: PEI)

“Untuk strategi ini, kami telah menggandeng konsultan untuk menata Gading Serpong. Tidak sendirian, di wilayah Gading Serpong ini ada dua pengembang lainnya yang juga kami libatkan di dalam penataan,” ujar Henry Napitupulu, Direktur Paramount Land.

BACA JUGA: Tiga Kunci Paramount Land dalam Mengembangkan Kawasan Komersial

Dua pihak lainnya yang dimaksud adalah Summarecon dan Sinarmas Land. “Tripartit ini memiliki kesamaan visi untuk menjadikan Gading Serpong sebagai kawasan yang memiliki nilai jual lebih tinggi,” lanjut Henry.

Dalam proses penataan, pemanfaatan teknologi informasi juga dilakukan. Salah satu yang sudah berjalan adalah penggunaan smart traffic light yang dapat membaca arus lalu lintas dan memungkinkan pengaturannya secara cerdas.

PEI menyebut, investasi untuk lampu lalu lintas cerdas di satu titik mencapai Rp 1 miliar. Di dalam rencana, akan ada beberapa titik yang dipasang teknologi ini.

“Kami selalu berpikir bagaimana tiga hari ke depan perusahaan akan berjalan. Esok hari pun memikirkan tiga hari ke depan, dan selanjutnya. Kini, seluruh unit bisnis kami sudah berjalan mandiri hingga bisa menggandakan diri. Dengan cara ini, kami ingin membangun bisnis yang berkelanjutan,” tutup Henry.

Related