tiket.com Catat Pertumbuhan Triple Digit

marketeers article

Industri pariwisata menjadi salah satu yang terkena dampak paling besar akibat pandemi COVID-19. Bagaimana tidak, aturan pembatasan yang membuat terhambatnya industri ini untuk berjalan terus diperpanjang. Pada bulan Maret – April 2020 saja, sejumlah hotel mengumumkan tingkat okupansi yang tersisa 10% saja. Belum lagi sejumlah rute perjalanan yang dibatalkan akibat terbatasnya operasional moda transportasi.

Turunnya kegiatan wisata juga datang dari wisatawan. Kondisi pandemi yang mengancam kesehatan manusia membuat wisatawan merasa takut untuk melakukan perjalanan. Akhirnya, tidak hanya supply yang turun, secara demand, industri pariwisata memang sangat lemah di masa awal pandemi.

Hal ini terjadi hingga kuartal dua 2020. Angka penularan yang masih tinggi membuat pelaku industri pariwisata tidak bisa melakukan banyak hal. Namun memasuki kuartal ketiga, kurva mulai menunjukkan peningkatan. Pelonggaran pembatasan mendorong kembalinya minat berwisata masyarakat. Hingga akhirnya tiket.com, platform pemesanan akomodasi, moda transportasi, dan ragam produk lifestyle mencatat pertumbuhan triple digit pada kuartal III 2020.

“penjualan tiket penerbangan di tiket.com meroket tiga kali lipat atau sebesar 240% dibandingkan kuartal dua 2020. Reservasi hotel juga meningkat hingga 250%. Artinya, pariwisata mulai tumbuh dan pemulihan sangat mungkin untuk dilakukan,” papar Gaery Undarsa, Co-Founder & CMO tiket.com.

Peningkatan ini menjadi pemulihan yang nyata untuk tiket.com. Pasalnya, pada kuartal I 2020, tiket.com mencatat jumlah permintaan refund dan reschedule yang sangat tinggi. Permintaan ini turun hingga 33% pada kuartal dua 2020, sementara memasuki kuartal 3 2020, permintaan refund dan reschedule turun hingga 78%. Hingga kini, secara keseluruhan tiket.com telah menangani 97% permintaan refund dan reschedule penggunanya,

Membicarakan pemulihan, Gaery optimistis bahwa kuartal empat akan menjadi momentum pemulihan menuju hasil yang lebih baik jika terus didorong.

“Sudah dibuktikan oleh fenomena libur panjang minggu lalu. Sejumlah kota kembali ramai dikunjungi. Selain karena pelonggaran, wisatawan juga sudah mengetahui risiko yang harus ditanggung. Sehingga mereka bisa mengatasi risiko tersebut, salah satunya dengan mematuhi protokol kesehatan dan kebersihan,” jelasnya.

Untuk itu, pelaku industri pariwisata harus mulai memfokuskan layanannya pada jaminan keamanan, kesehatan, dan kebersihan. Kini, layanan hiburan seperti pariwisata tidak bisa lagi hanya fokus pada memuaskan hasrat pengunjungnya, tapi juga menjamin rasa aman mereka.

“Dilihat dari libur panjang minggu lalu, kota-kota seperti Yogyakarta mengalami peningkatan pengunjung, bahkan pemesanan hotel meningkat dua kali lipat. Artinya, harapan pemulihan industri bisa dilihat secara positif,” tutup Gaery.

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related