Tingginya Kebutuhan Batu Bara Global Jadikan Laba ABM Naik 82%

marketeers article
ABM menggelar RUPS. (FOTO: Marketeers/Eric)

PT ABM Investama (ABM) Tbk menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahun buku 2022. Dalam RUPS yang di Gelar di RA Suites, Jakarta pada Rabu (10/5/2023), ABM mengumumkan capaian kinerja yang positif.

Direktur Utama ABM Andi Djajanegara mengatakan, sepanjang tahun 2022 perusahaan yang berkode saham ABMM ini mencatatkan pendapatan sebesar US$ 1,4 miliar. “Angka ini meningkat 41% dibandingkan tahun 2021 yang jumlahnya US$ 1 miliar,” kata Andi.

Lebih lanjut, ia juga mengungkap bahwa ABM mencetak laba bersih senilai US$ 270 juta atau naik 82% dari tahun sebelumnya sebesar US$ 148 juta. Atas pencapaian kinerja keuangan tersebut, RUPS kali ini menyetujui pembagian dividen sebesar US$ 75 juta atau setara dengan Rp 1,1 triliun.

Pembayaran dividen kepada para shareholder akan dilakukan pada 9 Juni 2023. Adapun sisa laba bersih akan ditambahkan pada laba ditahan untuk kegiatan usaha Perseroan.

BACA JUGA: Gelar RUPST 2023, Bank Mandiri Tunjuk Zainudin Amali Jadi Komisaris

“Capaian yang diraih oleh ABM tentunya tidak lepas dari keberhasilan perusahaan dalam menjalankan kebijakan strategis yang terefleksikan pada meningkatnya indikator-indikator operasional juga didukung oleh kenaikan harga batu bara sepanjang tahun 2022,” ucapnya.

Selanjutnya, ia juga manyampaikan bahwa pada kuartal pertama 2023 ABM mencetak laba bersih sebesar US$ 106 juta. Laba bersih tahun ini meningkat 234 persen year-on-year (yoy) dari yang semula US$ 32 juta.

Pada tahun ini, ABM akan melanjutkan strateginya untuk optimalisasi sinergi dengan cakupan yang lebih luas sehingga tak hanya terbatas di Grup ABM. Selain itu, peningkatan volume, kinerja operasional dan cost review juga akan tetap menjadi fokus perusahaan.

BACA JUGA: Lampaui Target, Laba Bersih PLN Tembus Rp 14,4 Triliun

“Kinerja yang kami raih tak lepas dari tingginya permintaan batu bara di pasar dunia. Hal tersebut berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Meski geopolitik global masih tidak menentu, tetapi kami yakin ke depan industri ini akan terus tumbuh,” kata dia.

Adrian Erlangga, Direktur ABM menekankan, dari keseluruhan revenue ABM, mayoritas merupakan pendapatan dari bisnis perusahaan di bidang batu bara. Mengingat, hingga saat ini dan ke depanya permintaan baru baru masih sangat tinggi.

“Pendapatan dari batu bara berkontribusi sekitar 85% terhadap total pendapatan ABM. Kebutuhan batu baru masih sangat tinggi karena banyak powerplant baru di India dan Cina,” ujar Adrian.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related