Tingkat Kecakapan Berbahasa Inggris di Indonesia Turun

marketeers article

Lembaga Bahasa Inggris EF Education First merilis EF English Proficiency Index (EF EPI) edisi tahun 2020. Laporan ini menjelasan kemampuan berbahasa Inggris di negara-negara bukan penutur Bahasa Inggris di dunia. Pada tahun 2020, EF menganalisis data 2,2 juta orang dewasa di atas 18 tahun di 100 negara. Hasilnya, Belanda menjadi negara dengan kemampuan Bahasa Inggris terbaik. Sementara itu, posisi Indonesia tercatat turun cukup drastis.

Dijelaskan oleh Christopher McCormick, EF Executive Vice President for Academic Affairs, kemampuan berbahasa Inggris tidak hanya mencerminkan tingkat intelektual, tapi juga bisa menjadi alat ukur kesiapan masyarakat dari negara bukan penutur Bahasa Inggris dalam menghadapi tantangan global.

“Komunikasi sering menjadi faktor utama proses bisnis, pendidikan, dan berbagai urusan global. Sebagai bahasa pengantar global, Bahasa Inggris menjadi kemampuan penting yang harus dikuasai,” jelasnya.

Untuk itu, EF EPI berusaha memuat wawasan mengenai kemampuan berbahasa Inggris secar global sebagai tolok ukur penentu kebijakan dalam mengevaluasi dan memperkuat kemampuan berbahasa Inggris pada masyarakat, organisasi, dan instansi pemerintah.

Peringkat Kecakapan Bahasa Inggris di Dunia (Sumber: EF EPI 2020)

Dalam laporan tersebut, EF melihat kemampuan berbahasa Inggris tiap negara melalui EF Standard English Test (EF SET) yang merupakan tes Bahasa Inggris standard dan gratis di tiap negara dengan cabang EF. Hasilnya boleh dibilang menarik.

EF EPI menemukan bahwa kegiatan berjejaring melalui media sosial menjadi faktor terbesar semakin aktifnya penggunaan Bahasa Inggris untuk komunikasi sehari-hari. Hal ini mendorong peningkatan kemampuan Bahasa Inggris di negara-negara dunia.

Meski begitu, kesenjangan kemampuan Bahasa Inggris tetap ditemukan, terutama di negara kawasan Asia. China mencatat peningkatan, sementara itu India sebagai salah satu populasi penutur Bahasa Inggris di Asia justru mengalami penurunan dari kecakapan sedang ke rendah.

Melihat peringkat negara di Asia, Indonesia juga mengalami penurunan. Kini Indonesia berada di peringkat 74, termasuk dalam kategori kecakapan rendah padahal sebelumnya sempat bertengger di tingkat kecakapan sedang.

Diungkapkan lebih lanjut oleh Chirstopher, kecakapan Bahasa Inggris terendah justru didominasi oleh instansi pemerintah. Sektor swasta dinilai lebih mendorong pekerjanya untuk lebih aktif menggunakan Bahasa Inggris.

“Akibatnya, ada ketimpangan kemampuan Bahasa Inggris yang jauh pada sektor publik. Hal ini harus menjadi evaluasi mengingat Indonesia sedang menghadapi tantangan global, salah satunya perkembangan dunia digital yang tidak bisa dikembangkan sendirian,” tutupnya.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related