Tingkatkan Investasi Manufaktur, RI dan Turki Bentuk Komite Bersama

Indonesia dan Turki membentuk Komite Bersama tentang Kerja Sama Industri guna mendorong investasi sektor manufaktur. Pembentukan komite ini dituangkan dalam Memorandum Saling Pengertian (MSP) yang ditandatangani oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dan Menteri Perindustrian dan Teknologi Turki Mehmet Fatih Kacir.
Selain investasi, kerja sama ini akan bertujuan untuk membentuk kajian dan pengembangan bersama, proyek inovasi bersama, pengembangan kapasitas, promosi, transfer teknologi, penggunaan teknologi utama dalam industri, dan kegiatan-kegiatan kerja sama yang saling menguntungkan lainnya.
BACA JUGA: Tahun 2024, Industri Manufaktur Ditargetkan Tumbuh 5,80%
Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perindustrian menjelaskan, kedua negara sama-sama mengusulkan beberapa sektor industri untuk dicakup dalam MSP ini. Lingkup kerja sama industri dalam MSP akan mencakup 14 sektor industri.
Secara terperinci industri tersebut yakni Teknologi dan Material Baterai, Teknologi dan Bahan Bangunan dan Konstruksi, Kimia dan Farmasi, Industri Elektronika dan Mesin, Kendaraan Listrik dan Mobilitas, Pengembangan UKM, dan Industri Berbasis Agro. Kemudian ada pula kerja sama di sektor Kawasan Industri dan Pengembangan Wilayah, Industri Kelautan, Peralatan Medis dan Teknologi Kesehatan, Industri Logam, Tekstil dan Pakaian, Industri Hijau, Industri Halal, dan area-area kerja sama lainya yang disetujui kedua belah pihak.
BACA JUGA: RI dan India Pertahankan PMI Manufaktur di Atas 50 dalam 25 Bulan
“Pemerintah Indonesia antusias dalam pembahasan rencana kerja melalui MSP mengenai kerja sama bidang perindustrian antara Indonesia dengan Turki. Kami anggap hal ini sebagai bagian dari rencana Aliansi Strategis yang pernah dibicarakan dengan Menteri Perindustrian dan Teknologi Turki,” kata Agus melalui keterangan resmi, Rabu (19/2/2025).
Turki menaruh prioritas pada kerja sama bilateral di bidang perindustrian. Hal ini ditandai dengan hubungan kerja sama yang erat yang sudah dan akan terjalin pada sub sektor industri, antara lain kerja sama produksi dan distribusi vaksin antara Bio Farma (Indonesia) dan Polifarma dan Turkilac (Turki).
Selain rencana investasi dari perusahaan besar Turki yang telah bertemu dengan Menperin pada tahun lalu. Turki juga mendorong kemitraan untuk joint production melalui kerja sama Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) dan Perkumpulan Organisasi Perusahaan Alat-alat Kesehatan dan Laboratorium di Indonesia (GAKESLAB) dengan Kelompok Perusahaan Alat Kesehatan Turki (OSTIM), dan mendorong masuknya produk-produk farmasi Indonesia yang diproduksi oleh Kimia Farma, Kalbe Farma, Daria Varia melalui Abdi Ibrahim, Polifarma dan Deva Medica.
“Kami meyakini bahwa kunjungan Bapak Presiden Erdogan kali ini dapat dijadikan momentum untuk menindaklanjuti hasil-hasil pertemuan yang kami lakukan sebelumnya di Turki,” katanya.