Tips Menabung dan Mengelola Keuangan Pasca-Lebaran

marketeers article
Ilustrasi (Foto: 123rf)

Lebaran sering kali membuat pengeluaran membengkak, bahkan melebihi anggaran yang sudah disiapkan. Selain itu, tak sedikit pula orang yang menghadapi pengeluaran tidak terduga hingga kehabisan dana, yang bisa berdampak pada kondisi keuangan keluarga.

Wita Juwita Ermawati, dosen Departemen Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University, lantas memberikan beberapa tips untuk mengelola keuangan dan mulai menabung kembali setelah Lebaran.

Agar tidak mengalami masalah keuangan setelah Lebaran, Wita menyarankan untuk mencatat total pengeluaran selama Lebaran. Penting untuk mengecek manakala ada pos keuangan yang terganggu, tabungan yang terpakai, atau bahkan utang yang timbul.

BACA JUGA: Tips Mengatur Pengeluaran Jelang Lebaran agar Tetap Hemat

Selain mengecek kondisi keuangan, Wita juga menekankan akan perlunya kembali menabung pasca-Lebaran. Ini penting untuk memulihkan kondisi keuangan dan mengingat kembali tujuan finansial yang ingin dicapai.

“Menabung kembali setelah Lebaran penting untuk memulihkan kondisi keuangan dan mengingat kembali tujuan keuangan kita,” ucapnya, dikutip dari ipb.ac.id, Mingu (30/3/2025).

Untuk mulai menabung setelah Lebaran, Wita menyarankan beberapa langkah. Utamanya ialah mengidentifikasi kebutuhan utama dengan membedakan antara kebutuhan harian dan jangka panjang, seperti biaya pendidikan, kesehatan, atau liburan.

Setelah itu, setiap pengeluaran harus diprioritaskan sesuai tingkat urgensi dan kemampuan finansial. Wita juga menyebut penting untuk menetapkan target keuangan, misalnya menabung untuk biaya pernikahan, ibadah, atau investasi.

“Memiliki tabungan yang cukup sangat penting untuk menghindari utang, terutama untuk kebutuhan mendadak,” kata dia.

BACA JUGA: Takut Mengeluarkan Uang? Begini Cara Aturnya agar Tetap Bisa Menabung

Agar keuangan tetap stabil, ia pun menyarankan untuk menggunakan metode 50-30-20 dalam mengatur anggaran. Ini berarti 50% untuk kebutuhan pokok (seperti makan dan transportasi), 30% untuk keinginan atau cicilan utang (jika ada), serta 20% untuk tabungan dan investasi.

Jika pengeluaran rutin lebih besar daripada pendapatan, Wita menyarankan untuk mengurangi pengeluaran tidak penting dan mencari sumber penghasilan tambahan. Ia yakin bahwa dengan disiplin dalam mengelola keuangan, kondisi finansial setelah Lebaran bisa tetap terjaga.

“Evaluasi keuangan tahunan juga penting agar perencanaan keuangan keluarga lebih matang di tahun berikutnya,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk 

Related

award
SPSAwArDS