Gaya hidup hemat atau frugal living kini menjadi pilihan banyak orang untuk mengatur keuangan secara bijak. Namun, agar tidak disalahartikan sebagai perilaku pelit, penting bagi umat Muslim untuk menerapkannya sesuai dengan prinsip ekonomi syariah.
Laily Dwi Arsyianti, dosen Ilmu Ekonomi Syariah IPB University, menjelaskan bahwa konsep frugal living dalam Islam dikenal sebagai qanaah.
Menurutnya, prinsip ini mencakup sikap merasa cukup, tidak berlebihan, dan menghindari perilaku boros serta mubazir.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa hidup hemat dalam Islam bukan berarti menahan diri secara berlebihan atau enggan berbagi.
Sebaliknya, frugal living yang sejalan dengan nilai syariah justru mengajarkan keseimbangan antara memenuhi kebutuhan pribadi dan membantu orang lain.
BACA JUGA: Tepatkah Beli Saham saat IHSG Anjlok? Ini Kata Ahli
“Batas antara hemat dan pelit memang tipis, tetapi frugal living dalam Islam berarti tetap bisa berbagi, tidak hidup berlebihan, dan tidak mengikuti hawa nafsu konsumtif,” jelas Laily, dikutip dari ipb.ac.id, Sabtu (12/4/2025).
Dalam praktik sehari-hari, Laily menyarankan untuk tetap berbelanja sesuai kebutuhan dan tidak mudah tergoda tren atau gaya hidup konsumtif. Ia juga menekankan pentingnya menggunakan barang yang masih layak pakai daripada terus membeli yang baru.
“Mentraktir teman atau bersedekah adalah bentuk pengeluaran yang tetap dianjurkan karena menjadi salah satu pembuka rezeki. Kita bisa mulai dari hal sederhana, seperti memberi hadiah secukupnya sesuai anggaran tanpa mengurangi makna dari pemberian itu,” sarannya.
Selain itu, ia juga mengingatkan agar tidak terjebak pada keinginan untuk pamer di media sosial. Pasalnya, hal tersebut sering kali mendorong seseorang hidup di luar kemampuan finansialnya, yang tentu tak sesuai dengan prinsip qanaah itu sendiri.
BACA JUGA: Kapan Waktu Terbaik Beli Emas? Ini 5 Faktor yang Perlu Diperhatikan
Untuk menjaga stabilitas keuangan, Laily pun menyarankan untuk membuat perencanaan yang jelas dengan membagi simpanan ke dalam beberapa kategori. Entah itu tabungan untuk tujuan khusus, atau tabungan darurat yang hanya digunakan saat benar-benar dibutuhkan.
Sebagai bagian dari upaya menjaga keuangan jangka panjang, Laily juga menganjurkan untuk mulai berinvestasi dalam produk keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah.
“Agar tetap dapat memenuhi kebutuhan masa depan, investasi seperti deposito bulanan otomatis dan tabungan berjangka syariah bisa menjadi pilihan yang aman dan sesuai syariat,” tuturnya.
Ia menutup dengan pesan bahwa gaya hidup hemat seharusnya tidak membuat seseorang merasa kekurangan, melainkan membantu membentuk pribadi yang lebih bersyukur dan bertanggung jawab.
“Intinya adalah merasa cukup dan bersyukur atas apa yang dimiliki,” pungkas Laily.
Editor: Eric Iskandarsjah Z