TML Energy Kejar Efisiensi di Tengah Pandemi

marketeers article
Installation of solar panels on a roof.

Wabah COVID-19 membuat banyak proyek dari perusahaan tertunda atau bahkan berhenti. Namun, uniknya bisnis green energy secara keseluruhan tidak terlalu terganggu. Pelaku di industri energi terbarukan justru mendapatkan keuntungan karena banyak pihak yang shifting untuk menggunakan energi yang lebih ramah lingkungan, salah satunya pembangkit listrik tenaga surya.

Sebagai perusahaan yang memiliki spesialisasi tenaga surya, PT Tritama Mitra Lestari (TML Energy) mendapatkan dampak positif dari pandemi. Namun, masih ada tantangan yang harus dihadapi.

“Tantangan yang ada lebih dikarenakan coverage kami di seluruh wilayah Indonesia. Sehingga kami mengalami kesulitan di konstruksi fisik. Adanya pembatasan (PSBB) membuat transportasi menuju ke site menjadi sulit dan administrasi pekerja yang akan pergi semakin banyak,” ungkap GM Marketing and Business Development TML Energy Annisa Chairan pada acara Industry Roundtable: Surviving The Covid 19 Preparing The Post, Construction Industry Perspective, Jumat (12/06/2020).

Kendati demikian, Annisa menambahkan bahwa dalam periode tiga bulan terakhir, TML Energy banyak mendulang dampak positif. “Dipaksa” masuk ke industri 4.0, perusahaan melakukan banyak pembenahan khususnya dalam efisiensi penanganan proyek di lapangan. Berikut merupakan langkah yang diambil TML Energy untuk mendapatkan efisiensi di tengah pandemi.

Pembuatan database untuk memudahkan akses

Terpaksa masuk ke industry 4.0, mendorong TML Energy memperbaiki data dokumentasi perusahaan untuk menjadi lebih terpusat dengan memanfaatkan teknologi Cloud.

“Banyak pekerjaan kami yang dilakukan di remote area. Karenanya, untuk mempermudah akses data, Cloud digunakan agar pekerja bisa mengakses dokumen yang diperlukan hanya dengan bermodalkan jaringan internet,” ujar Annisa.

Memaksimalkan media digital

Tidak bisa lagi melakukan kegiatan marketing secara konvensional, TML Energy menghadirkan fitur live chat di situs resmi. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga intimacy dengan konsumen maupun calon konsumen.

TML Energy menyadari perlunya memulai digital marketing. Padahal sebelumnya, pemasaran dilakukan dengan aktif datang menawarkan produk ke kantor-kantor. Sekarang, semua harus dikembangkan lewat situs web dan media sosial. Pendekatan ke marketplace pun dilakukan, tidak hanya B2B tapi juga B2C.

Pengawasan pelaksanaan proyek dilakukan dari kantor

“Tim engineering kami berhasil membuat penanganan proyek yang pengawasannya bisa dilaksanakan dari jarak jauh. Tidak hanya mendapatkan laporan saja, tapi kami juga bisa melakukan setting dan commissioning secara remote. Jadi, kami tidak perlu mengirimkan pekerja ke lapangan,” jelas Annisa.

Sistem ini tidak hanya dapat meningkatkan efisiensi pekerjaan tapi juga efisiensi pengeluaran. Jadi, perusahaan dapat menghemat biaya yang sebelumnya digunakan untuk mengirimkan engineer ke luar kota. Kegiatan di lapangan pun hanya dilakukan untuk pekerjaan konstruksi dan integrasi saja. Sedangkan pengelolaan dilakukan dari jarak jauh.

Sejumlah inovasi tersebut dilakukan untuk memperkuat bisnis di masa transisi new normal. Bisnis dapat tetap berkembang di tengah krisis dengan melihat peluang dan memanfaatkannya untuk mendapatkan efisiensi dari berbagai sisi.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related