Toffin Indonesia Tingkatkan Pengalaman Pelanggan Lewat Aplikasi Bertenaga AI

marketeers article
Tingkatkan Layanan, Toffin Indonesia luncurkan aplikasi (Foto: Toffin Indonesia)

Perusahaan penyedia mesin kopi, bahan baku, dan produk F&B, PT Toffin Indonesia tengah membangun pengalaman pelanggan. Upaya ini dilakukan dengan meluncurkan aplikasi Toffin App© untuk memberikan kemudahan layanan bagi para pemilik bisnis makanan dan minuman di Indonesia.

Dengan satu aplikasi, pelanggan bisa berbelanja semua kebutuhan kafe & restoran, konsultasi bisnis secara gratis, belajar barista, belajar pembuatan menu kafe, hingga jasa layanan perbaikan dan perawatan.

Berawal pada tahun 2007 dengan hanya satu karyawan, Toffin kini berkembang dan memiliki 18 cabang di seluruh Indonesia dengan 500 karyawan yang terdiri dari para profesional di bisnis F&B.

Toffin pun kini melebarkan sayapnya dengan menyediakan kebutuhan F&B yang lebih variatif. Beberapa produk yang mulai dilayaninya, mulai dari mesin gelato, bahan baku gelato, kebutuhan restoran, dan masih banyak lagi. Perubahan ini diharapkan bisa memenuhi kebutuhan pelanggan B2B.

“Dengan aplikasi Toffin App©, pelanggan bisa menikmati pelayanan lengkap, yang sebelumnya hanya bisa dinikmati secara offline, kini bisa di dapatkan melalui sentuhan jari,” ujar Tony Arifin, Founder & CEO PT Toffin Indonesia dalam laporannya.

Tony menjelaskan, Toffin App© dilengkapi dengan berbagai teknologi canggih yang mendukung pelanggan dalam menemukan produk yang terbaik. Contohnya, fitur Artificial Intelligence Recommendation yang berbasis teknologi AI, digunakan untuk memberikan rekomendasi produk berdasarkan preferensi individual pelanggan.

BACA JUGA: Kerry Group Menunjuk Toffin Indonesia Jadi Distributor Resmi DaVinci Gourmet

Pelanggan bisa mendapatkan rekomendasi produk seperti mesin kopi, mesin gelato, peralatan dapur profesional, hingga beragam bahan baku yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

“Inovasi ini merupakan komitmen Toffin untuk memberikan layanan terbaik dengan memanfaatkan teknologi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan menemukan produk yang tepat,” jelas Tony.

Teknologi AI juga dimanfaatkan dalam fitur Toffin GPT Smart Assistant yang digarap dengan teknologi OpenAI GPT-3.5 Turbo. Teknologi ini memberikan akses bagi pelanggan yang ingin bertanya seputar permasalahan mesin ringan, kreasi hingga rekomendasi menu yang cocok untuk bisnis. Fasilitas yang dulu hanya tersedia di Toffin showroom, kini bisa dinikmati melalui layar handphone.

“Teknologi yang kami hadirkan diharapkan bisa memberikan peningkatan pelayanan terhadap kepuasan pelanggan sehingga mempererat hubungan kami dengan mereka. Kehadiran Toffin App© juga diharapkan menguatkan posisi Toffin sebagai pemimpin di industri F&B,” ungkapnya.

BACA JUGA: Tambah Portofolio, Toffin Bawa Cinnabon ke Jakarta

Lebih lanjut, Tony menjelaskan bahwa teknologi pintar AI di dalam aplikasi akan dikembangkan secara berkelanjutan sehingga bisa memberikan penawaran yang lebih komprehensif dan bisa menjawab pertanyaan dengan lebih rinci.

Dengan semakin banyaknya data yang terkumpul dan teknologi AI yang semakin maju, teknologi ini diharapkan bisa mahir dalam menjawab berbagai pertanyaan yang lebih spesifik mengenai kopi, gelato, restoran juga berbagai aspek lainnya di industri F&B.

“Keberlanjutan perkembangan teknologi ini dilakukan agar pelanggan bisa mendapatkan informasi yang paling baru dan paling utama dengan berbagai pilihan layanan kategori produk yang semakin meluas,” jelas Tony.

Sementara itu, Heru Sutadi, Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, menjelaskan bahwa Toffin App© merupakan adopsi industri 4.0 yang di bisnis F&B.

Menurutnya, aplikasi ini membuat pelanggan semakin nyaman & mudah dalam berbisnis. Fitur AI di dalam aplikasi, akan membantu pemilik bisnis menemukan solusi terhadap masalah yang dihadapi.

“Aplikasi ini diharapkan bisa meningkatkan industri F&B Indonesia kedepannya, mengingat industri ini cukup dinamis dan transformasi digital perlu dilakukan. Apalagi layanan didalamnya cocok dengan milenial dan gen X yang jumlahnya cukup besar dan menjadi digital native,” pungkas Heru.

Related