Toyota Menaikkan Perkiraan Laba Tahunan Sebesar US$ 32,99 Miliar

marketeers article
Ilustrasi elektrifikasi Toyota. (FOTO: Marketeers/Eric)

Toyota, pabrikan otomotif asal Jepang menaikkan perkiraan laba yang didapatkan sepanjang tahun 2023 menjadi 4,9 triliun yen atau setara US$ 32,99 miliar. Sebelumnya perseroan membidik laba sebesar 4,5 triliun yen.

Dilansir dari Reuters, laba diperkirakan naik sebesar 9% dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Hal ini mempertimbangkan volume penjualan yang lebih tinggi serta melemahnya nilai tukar yen terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada kuartal III tahun 2023.

BACA JUGA: Ditopang Produk Hybrid, Penjualan Mobil Elektrifikasi Toyota Naik 750%

“Target yang lebih tinggi ini kontras dengan prospek suram yang diberikan oleh banyak pesaingnya yang telah memperingatkan akan melambatnya pertumbuhan penjualan dan mengumumkan pengurangan produksi tahun ini karena tingginya suku bunga serta melambatnya permintaan kendaraan listrik,” tulis laporan yang dipublikasikan Reuters, Selasa (6/2/2024).

Secara umum, laba operasional Toyota selama tiga bulan terakhir hingga 31 Desember berjumlah 1,68 triliun yen. Jumlah tersebut naik sebesar 75,7% dari 956,7 miliar yen dibandingkan tahun sebelumnya (yoy).

BACA JUGA: TAM: Produk Toyota di Indonesia Tak Terdampak Skandal Mesin Diesel

Capaian tersebut mengalahkan perkiraan laba yang rata-ratanya sebesar 1,3 triliun yen. Raihan tersebut ditopang oleh penjualan mobil berbahan bakar minyak (BBM) lantaran Toyota merupakan salah satu pabrikan yang lambat mengembangkan kendaraan listrik dibandingkan pesaingnya.

Adapun penjualan kendaraan hybrid berkontribusi satu per tiga dari total penjualan 10 juta mobil. Kendati demikian, Toyota tetap mempertahankan posisi sebagai produsen mobil terlaris di dunia selama empat tahun berturut-turut setelah membukukan rekor penjualan tahunan sebanyak 11,2 juta kendaraan pada 2023.

Meski begitu, saat ini Toyota tengah berjuang melakukan pemulihan setelah diterpa masalah manipulasi terkait standar keselamatan dan mesin diesel. Jika terus berlanjut, masalah ini bisa saja mengancam penjualan.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related