Transformasi Digital BPR dengan Teknologi AI dan KYC Jarak Jauh

marketeers article
Transformasi Digital BPR dengan Teknologi AI dan KYC Jarak Jauh. (Dok. OJK)

ADVANCE.AI berkolaborasi dengan Credit Bureau Indonesia (CBI) untuk mempercepat digitalisasi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Indonesia. Kolaborasi strategis ini bertujuan meningkatkan inklusi keuangan dan memperluas akses kredit bagi nasabah di daerah pedesaan melalui pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan solusi penilaian kredit alternatif.

Dengan menggabungkan keahlian ADVANCE.AI dalam verifikasi identitas digital dan proses onboarding Know Your Customer (KYC) dengan solusi manajemen risiko kredit dari CBI, kolaborasi ini membuka jalan bagi ekosistem perbankan yang lebih aman, efisien, dan inklusif di seluruh Indonesia. Berdasarkan data Bank Dunia tahun 2021, sekitar 42,7% populasi Indonesia tinggal di daerah pedesaan di luar perkotaan. 

Peran BPR dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat penting, karena mereka melayani hampir separuh dari populasi tersebut. Saat ini, terdapat lebih dari 1.400 BPR di Indonesia dengan total aset mencapai Rp 181,6 triliun per Maret 2023, seperti yang dilaporkan oleh OJK.

Namun, BPR dihadapkan pada tantangan dalam memenuhi kebutuhan nasabah dan menghadapi perkembangan teknologi. Salah satu tantangan yang dihadapi oleh BPR adalah ketergantungan pada proses bisnis manual berbasis kertas. 

Pendekatan ini menghambat kemampuan mereka untuk mendapatkan gambaran menyeluruh tentang profil nasabah dan melakukan penilaian kredit dengan tepat.

BACA JUGA: Siap Penuhi Aturan PAYDI OJK, Astra Life Luncurkan Produk Unit Link Baru

Selain itu, pendekatan manual tersebut juga menghambat adopsi sistem perbankan modern, penerapan manajemen risiko yang efektif, dan pemberian layanan inovatif kepada nasabah. Untuk mengatasi tantangan ini, transformasi digital BPR menjadi sangat penting, terutama mengingat hambatan geografis Indonesia yang terdiri dari lebih dari 18.000 pulau, 6.000 di antaranya dihuni. Dalam hal ini, perbankan digital menjadi solusi utama.

“BPR/BPRS dituntut untuk lebih efisien dalam menjalankan proses bisnis, dan digitalisasi menjadi fokus OJK KR01 dalam mengembangkan industri BPR/BPRS. Penggunaan kecerdasan buatan (AI) dan penilaian kredit diharapkan dapat mempercepat digitalisasi kegiatan bisnis BPR/BPRS sesuai dengan Pilar 2 Roadmap Pengembangan Perbankan Indonesia, yaitu Akselerasi Transformasi Digital,” ujar Kepala OJK Regional 1 Jakarta dan Banten Roberto Akyuwen dalam keterangannya, Kamis (27/7/2023).

ADVANCE.AI dengan solusi verifikasi identitas digital dan penilaian risiko terdepan memainkan peran penting dalam mengatasi tantangan yang dihadapi oleh BPR/BPRS di Indonesia. Dengan pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dan algoritma pembelajaran mesin, ADVANCE.AI menyederhanakan proses verifikasi identitas nasabah, mendeteksi aktivitas penipuan, dan menilai tingkat risiko.

Teknologi AI ini memungkinkan nasabah di daerah terpencil untuk membuka rekening bank dalam waktu lima menit dengan KYC jarak jauh hanya dengan mengambil swafoto dan foto dokumen identitas seperti KTP, tanpa perlu datang ke bank fisik dan menunggu dalam antrean.

BACA JUGA: OCBC NISP Syariah Beri Tanggapan Perihal POJK Spin Off UUS

“Inklusi keuangan dan digital yang lebih luas tidak akan terwujud tanpa partisipasi masyarakat pedesaan. Dengan memprioritaskan proses pendaftaran nasabah yang aman, terjamin, dan lancar, kami bertujuan mempercepat transformasi digital perbankan pedesaan di Indonesia dan berkontribusi pada agenda nasional inklusi keuangan untuk semua konsumen dan usaha kecil di Indonesia,” kata Country Manager Indonesia ADVANCE.AI Ronald Molenaar.

Sementara itu, CBI dapat membantu mengurangi risiko kredit dengan menggunakan skor kredit alternatif, seperti menganalisis data telekomunikasi, e-commerce, dan smartphone untuk mengeluarkan laporan kredit alternatif. Laporan ini akan mendukung BPR dalam meningkatkan portofolio pinjaman dan membuat keputusan pemberian pinjaman kredit yang tepat bagi nasabah dan usaha mikro/kecil dengan riwayat kredit yang terbatas, sehingga dapat memperluas inklusi keuangan dan meningkatkan taraf hidup di daerah pedesaan.

“Penggunaan informasi kredit dan teknologi telah berdampak pada peningkatan efisiensi, akurasi, objektivitas, konsistensi, dan layanan perkreditan. CBI dapat membantu mengakses profil risiko kredit dan kelayakan kredit dengan menggunakan data SLIK dan data alternatif, sehingga dapat menyelesaikan kendala yang dihadapi BPR/BPRS selama ini,” tutur Direktur Utama CBI Agus Subekti.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related