Tren Konsumen Kecantikan 2025: Dari Popularitas ke Kredibilitas

marketeers article
Ilustrasi. (Sumber: 123RF)

Dalam beberapa tahun terakhir, industri kecantikan di Indonesia mengalami perubahan besar, terutama dalam perilaku dan daya beli konsumen.

Chrisanti Indiana, Co-Founder dan CMO Social Bella, mengungkapkan bahwa tren ini dipengaruhi oleh meningkatnya kesadaran konsumen akan kualitas produk, transparansi informasi, serta kuatnya pengaruh komunitas digital.

“Konsumen sekarang tidak lagi sekadar terpikat pada popularitas merek atau kemasan menarik. Mereka semakin pintar dan selektif, mempertimbangkan kandungan bahan, klaim manfaat, hingga efektivitas produk sebelum membeli,” ujar Santi dalam wawancara tertulis bersama Marketeers beberapa waktu lalu.

Perubahan ini menandai pergeseran pola konsumsi, dari perilaku impulsif menjadi keputusan berbasis kebutuhan dan informasi.

BACA JUGA Menuju Satu Dekade, Sociolla Buka Gerai ke-100 di Madiun

Tidak hanya ingin tampil cantik, konsumen masa kini juga ingin memahami apa yang mereka aplikasikan ke kulit mereka. Selain itu, mereka juga memiliki kecenderungan yang kuat untuk mencari produk yang sesuai dengan kondisi kulit, didukung oleh riset ilmiah dan formulasi yang terbukti secara klinis. Hal ini mendorong konsumen untuk lebih berinvestasi dalam produk yang aman dan efektif untuk jangka panjang.

Di sisi lain, komunitas digital turut memainkan peran penting dalam membentuk keputusan pembelian. Ulasan, testimoni, dan berbagai konten dari beauty enthusiast di media sosial kini menjadi sumber referensi utama, khususnya bagi Gen Z yang sangat melek digital.

Kehadiran platform seperti SOCO Beauty App dari Sociolla memperkuat interaksi ini, memungkinkan konsumen berbagi pengalaman sekaligus mendapatkan informasi kredibel langsung dari sesama pengguna.

“Dengan semakin banyaknya digital-savvy consumers, rekomendasi komunitas menjadi faktor penentu dalam keputusan membeli,” terang Santi.

BACA JUGA Sasar Beauty Enthusiast, Social Bella Gelar Sociolla Bestie Pink Run 2025

Dalam menghadapi perubahan ini, merek dituntut untuk beradaptasi cepat, tidak hanya lewat inovasi produk, tetapi juga dengan membangun hubungan yang kuat dan autentik dengan konsumen.

“Merek perlu aktif membangun keterlibatan dan kepercayaan melalui konten edukatif serta pengalaman pelanggan yang autentik. Upaya edukasi yang konsisten dan transparansi dalam menyampaikan informasi menjadi kunci untuk menciptakan loyalitas jangka panjang,” kata Santi.

Tren ini menunjukkan bahwa daya beli konsumen produk kecantikan tidak hanya tumbuh dari sisi kuantitas, tetapi juga kualitas. Konsumen kini menjadi bagian aktif dalam proses pembelian, mendorong industri kecantikan Indonesia menuju arah yang lebih sehat, cerdas, dan berkelanjutan.

Editor: Dyandramitha Alessandrina

Related

award
SPSAwArDS