Triple Bottom Line: Ukuran Kesuksesan Bisnis Tidak Sekadar Profit

marketeers article
triple bottom line | sumber: 123rf

Triple bottom line menjadi istilah yang makin populer belakangan ini. Hal itu merupakan konsep bisnis yang tidak hanya fokus terhadap keuntungan, melainkan juga aspek lingkungan.

Apalagi, dunia saat ini disebut telah masuk dalam era Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity (VUCA). Hal ini membuat apa pun yang akan terjadi pada masa mendatang menjadi serbatidak pasti dan sulit diprediksi. 

Dengan berbagai perubahan yang terjadi membuat dunia menghadapi berbagai tantangan besar, terutama perubahan iklim, kemiskinan, dan ketidaksetaraan. Pelaku usaha pun tentu menghadapi hal serupa, sehingga membutuhkan berbagai skema dan strategi bisnis yang sesuai dan selaras dengan perubahan. 

Salah satu strategi bisnis yang populer diterapkan untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut adalah sustainable business strategy. Tujuan utama dari strategi bisnis berkelanjutan ini adalah memberikan dampak positif bagi lingkungan, masyarakat, sekaligus pemegang saham.

Para pemimpin bisnis makin menyadari bagaimana kekuatan strategi bisnis berkelanjutan dapat mengatasi berbagai tantangan dunia, bahkan juga berkontribusi dalam mendorong kesuksesan perusahaan. Namun, dalam penerapannya, hal ini jelas bukanlah sesuatu yang mudah. 

Salah satu konsep yang dapat membantu para pelaku bisnis untuk memahami konsep sustainable business ini adalah konsep Triple Bottom Line (3P). Konsep ini mengusung tiga aspek, yaitu Profit, People, dan Planet.

Oleh karena itu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan konsep Triple Bottom Line? Mengapa penting dipahami? Marketeers telah membuat rangkuman penjelasannya yang disadur dari artikel Harvard Business School. Simak pembahasan selengkapnya berikut ini:

Apa itu Triple Bottom Line?

Menurut Harvard Business School, Triple Bottom Line merupakan konsep bisnis yang mendorong perusahaan agar berkomitmen dalam tiga aspek, yaitu keuangan, sosial, dan lingkungan. Dengan begitu, perusahaan beroperasi tidak hanya berfokus pada menghasilkan laba, melainkan juga berdampak bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.

BACA JUGA: Mengenal Etika Bisnis, Hal Penting yang Wajib Diketahui Setiap Pebisnis

Konsep Triple Bottom Line ini disebut juga dengan 3P yang merupakan akronim dari Profit, People, dan Planet yang mana ketiganya saling berkesinambungan. Berikut penjelasan dari ketiga komponen dalam Triple Bottom Line:

Profit

Konsep ekonomi kapitalis umumnya akan selalu berorientasi pada kinerja keuangan dan laba yang dihasilkan bagi pemegang saham. Berbeda dengan sekarang, tujuan perusahaan dan para pemimpin bisnis telah beralih kepada bisnis sebagai jembatan untuk dapat melakukan perubahan positif di dunia tanpa menghambat kinerja keuangan.

Oleh karena itu, dalam banyak kasus, perusahaan yang menerapkan konsep ini telah terbukti dapat mendorong kesuksesan bisnis. 

People

Komponen kedua dalam Triple Bottom Line adalah dampak sosial yang berfokus pada masyarakat. Dalam konteks ini, bisnis perlu dapat membedakan antara pemegang saham dan pemangku kepentingan perusahaan. 

Umumnya, bisnis akan lebih mengutamakan pemegang saham sebagai indikator keberhasilan. Bisnis akan berusaha untuk dapat menghasilkan nilai bagi para pemilik saham perusahaan. 

Namun, dalam konsep bisnis berkelanjutan, perusahaan mulai menggeser orientasinya pada penciptaan nilai bagi seluruh pemangku kepentingan. Dalam hal ini adalah pelanggan, karyawan, hingga masyarakat sekitar. 

Contoh sederhana dalam komponen People ini adalah memastikan praktik perekrutan yang dibuka untuk umum dapat berjalan secara adil dan berdampak baik bagi karyawan. Dalam lingkup lebih luas, banyak perusahaan besar yang sudah melakukan hubungan kemitraan strategis dengan organisasi nirlaba dan masyarakat sekitar untuk bergerak bersama menyejahterakan masyarakat. 

BACA JUGA: Sustainable Business: Peran Pelaku Bisnis dalam Mewujudkan SDGs

Planet

Komponen terakhir adalah memberikan dampak positif bagi lingkungan. Sejak lahirnya revolusi industri, perusahaan-perusahaan besar telah memberikan kontribusi polusi dan emisi gas karbon yang sangat besar bagi lingkungan. 

Kondisi ini menjadi pendorong utama terjadinya perubahan iklim dan pemanasan global. Sebuah laporan yang didapatkan dari Carbon Majors Database menyebutkan terdapat 100 perusahaan di sektor energi yang bertanggung jawab atas sekitar 71% dari semua emisi industri. 

Secara historis, bisnis menjadi kontributor terbesar perubahan iklim yang menjadi pemegang kunci untuk mendorong terjadinya perubahan positif bagi lingkungan. Saat ini, banyak business leaders yang telah mengakui peran dan tanggung jawabnya untuk melakukan sustainable business. 

Namun, upaya ini tentu tidak hanya dilakukan oleh perusahaan besar saja. Semua bisnis memiliki peluang untuk membuat perubahan dalam mengurangi emisi karbon dari aktivitas bisnis mereka. 

Bisnis melakukan berbagai penyesuaian untuk dapat secara etis menjalankan bisnis, mengurangi konsumsi energi, dan mengefisiensikan bahan bakar. 

Mengapa Triple Bottom Line Penting Dilakukan?

Penerapan Triple Bottom Line lebih menekankan pada tujuan perusahaan dibandingkan keuntungan profit semata. Hal ini menjadi sebuah perubahan yang baik bagi setiap perusahaan untuk melakukan inisiasi berkelanjutan. 

Tidak hanya menekankan pada dampak sosial dan lingkungan saja, namun dalam jangka panjang komitmen ini akan menyumbangkan keuntungan besar bagi kinerja keuangan perusahaan. 

“Dalam banyak situasi, adalah mungkin untuk melakukan hal yang benar dan menghasilkan uang apda saat yangs ama,“ kata Profesor Sekolah Bisnis Harvard, Rebecca Henderson dalam Sustainable Business Strategy dilansir dari artikel Harvard Business School. 

“Memang, ada alasan baik untuk percaya bahwa memecahkan masalah dunia akan menghadirkan peluang ekonomi senilai triliunan dolar,” ujar Rebecca.

Selain membantu perusahaan dalam menyediakan produk yang berkelanjutan, strategi ini juga sangat menarik bagi para investor. Makin banyaknya bukti yang menunjukkan bahwa perusahaan dengan metrik lingkungan, sosial, dan tata kelola adalah suatu hal yang menjanjikan, maka cenderung dapat menghasilkan keuntungan finansial yang unggul. 

Dengan begitu, makin banyak investor yang akan mulai berfokus pada penerapan environment, social, government (ESG) saat membuat keputusan investasi. 

BACA JUGA: Cara Blibli Terapkan Prinsip Sustainable Business dalam Perusahaan

Demikianlah penjelasan mengenai konsep Triple Bottom Line yang dapat digunakan setiap bisnis untuk menjalankan operasional bisnisnya. Bisnis hadir dalam sistem masyarakat tentu tidak hanya untuk mendapatkan keuntungan berupa uang semata. 

Bisnis harus menjadi agen perubahan dalam menciptakan kehidupan masa depan yang jauh lebih baik. Peran ini dapat bisnis ambil dengan berkontribusi dan berdampak bagi masyarakat dan juga lingkungan (People dan Planet).

Editor: Ranto Rajagukguk

Related