Tumbuh 5%, Nilai Pasar Industri Furnitur Dunia Capai US$ 629 Miliar

marketeers article
Ilustrasi produk lokal. Sumber gambar: 123rf

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memproyeksikan nilai pasar industri furnitur dunia diproyeksikan mencapai US$ 629 miliar pada tahun 2024. Nilai bisnis tersebut mengalami kenaikan sebesar 5% dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Putu Juli Ardika, Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin menuturkan potensi tersebut harus dioptimalkan pemain lokal untuk bisa menembus pasar ekspor. Apalagi, kinerja industri furnitur nasional sepanjang tahun 2023 sangat baik dengan nilai ekspor mencapai US$ 1,8 miliar.

BACA JUGA: Kemenperin: Ekspor Furnitur RI Tembus US$ 3,5 Miliar pada Tahun 2022

Tidak hanya itu, indeks kepercayaan industri (IKI) industri furnitur pada Januari 2024 mencapai nilai 52,38 atau berada pada level ekspansi. Hal tersebut menandakan para pelaku usaha furnitur percaya terhadap kondisi usahanya.

“Kami telah dan sedang melaksanakan program restrukturisasi mesin dan peralatan industri pengolahan kayu, berupa pemberian reimburse penggantian sebagian pembelian sesuai kriteria,” kata Putu melalui keterangannya, Selasa (20/2/2024).

BACA JUGA: Naik 33%, Ekspor Furnitur Indonesia Tahun 2021 Tembus US$ 2,5 Miliar

Sejak tahun 2022, sebanyak 24 perusahaan telah mengikuti program restrukturisasi mesin dan peralatan industri pengolahan kayu dan furnitur, terdiri atas sembilan perusahaan peserta program pada tahun anggaran 2022 dan 15 perusahaan pada tahun 2023. Pada tahun 2024, anggaran yang dialokasikan untuk program restrukturisasi industri ini sebesar Rp 7,5 miliar dengan target peserta sepuluh perusahaan industri.

Putu menyampaikan berdasarkan laporan perusahaan tahun anggaran 2022, program ini telah berdampak pada peningkatan efisiensi perusahaan sebesar 10-30%. Selain itu, mutu produk juga meningkat 10-30% serta produktivitas perusahaan naik 20-30%.

Kemenperin juga menyusun strategi penguasaan pasar serta menanggapi tren industri furnitur. Strategi tersebut berfokus pada lima aspek, yaitu fasilitasi ketersediaan bahan baku, fasilitasi ketersediaan sumber daya manusia (SDM) terampil, fasilitasi peningkatan pasar dan penguatan riset referensi pasar, fasilitasi peningkatan produktivitas, kapasitas, dan kualitas produk, serta fasilitasi iklim usaha kondusif dan peningkatan investasi.

“Kami juga melaksanakan program pengembangan konsep desain furnitur, salah satunya melalui workshop kolaborasi antara desainer furnitur dengan pelaku industri,” ujarnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related