Badan Pusat Statistik (BPS) mengeluarkan hasil kajian terbaru terkait dengan tren ekspor dan impor pada bulan Mei tahun 2022. Tercatat, nilai ekspor Indonesia pada periode itu mencapai US$ 21,51 miliar atau turun 21,29% dibandingkan ekspor April 2022.
Setianto, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS mengungkapkan, dibandingkan Mei 2021 nilai ekspor naik sebesar 27%. Ekspor nonmigas Mei 2022 mencapai US$ 20,01 miliar atau turun 22,71% dibanding April 2022, namun naik 25,34% dibanding Mei 2021.
“Penurunan terbesar ekspor nonmigas Mei 2022 terhadap April 2022 terjadi pada komoditas lemak dan minyak hewan atau nabati sebesar US$ 2.149,5 juta atau sekitar 71,79%. Sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada nikel dan barang daripadanya sebesar US$ 233,7 juta atau sebesar 65,39%,” kata Setianto dalam konferensi pers virtual, Selasa (15/5/2022).
Menurutnya, ekspor nonmigas Mei 2022 terbesar adalah ke China yaitu US$ 4,59 miliar. Kemudian, disusul dengan India US$2,26 miliar dan Amerika Serikat (AS) US$ 2,05 miliar.
Adapun kontribusi ekspor ketiganya mencapai 44,49%. Sementara itu, ekspor ke Asia Tenggara (ASEAN) dan Uni Eropa sebanyak 27 negara masing-masing sebesar US$ 4,07 miliar dan US$ 1,46 miliar.
“Sedangkan untuk perkembangan impornya, total keseluruhan nilai impor 2022 mencapai US$ 18,61 miliar atau turun 5,81% dibandingkan April 2022 dan naik 30,74% dibandingkan Mei 2021. Impor migas Mei 2022 senilai US$ 3,35 miliar, turun 12,07% dibandingkan April 2022 atau naik 62,64% dibandingkan Mei 2021. Untuk impor nonmigas Mei 2022 senilai US$ 15,26 miliar, turun 4,31% dibandingkan April 2022 atau naik 25,33% dibandingkan Mei 2021,” ujarnya.
Setianto menambahkan, penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar Mei 2022 dibandingkan April 2022 adalah mesin atau perlengkapan elektrik dan bagiannya US$ 254,9 juta setara dengan 11,16%. Selanjutnya, peningkatan terbesar adalah gula dan kembang gula US$ 106,8 juta atau sebesar 38,22%.
Adapun tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari hingga Mei 2022 adalah China US$ 25,97 miliar atau sebesar 32,71%, Jepang US$6,89 miliar atau 8,67%, dan Thailand US$ 4,93 miliar atau 6,21%. Impor nonmigas dari ASEAN US$ 14 miliar setara 17,63% dan Uni Eropa US$ 4,52 miliar atau 5,69%.
“Neraca perdagangan Indonesia Mei 2022 mengalami surplus US$ 2,89 miliar terutama berasal dari sektor nonmigas US$ 4,75 miliar. Sedangkan di sektor migas terjadi defisit US$ 1,86 miliar,” tuturnya.
Editor: Ranto Rajagukguk