Turun 4,6%, Dana Kelola Allianz Rp 42,1 Triliun pada 2022

marketeers article
Ilustrasi laporan keuangan PT Allianz Life Indonesia. Sumber gambar: pers rilis.

PT Asuransi Allianz Life Indonesia melaporkan sepanjang tahun 2022 berhasil membukukan dana kelolaan perusahaan sebesar Rp 42,1 triliun. Raihan tersebut menurun sebesar 4,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Ni Made Daryanti, Chief Investment Officer Allianz Life Indonesia menuturkan kinerja yang kurang memuaskan pada tahun lalu disebabkan lantaran sentimen negatif perekonomian global. Kondisi diperburuk dengan terganggunya rantai pasok dan agresifnya Bank Sentral Amerika Serikat The Fed, menaikkan Fed Funds Rate (FFR) sejak Maret 2022 untuk mengendalikan angka inflasi. 

Kemudian bank sentral negara-negara lain turut menempuh langkah yang sama untuk menurunkan inflasi.

BACA JUGA: Allianz Tunjuk Achmad Kusna Permana Jadi Managing Director

“Berdasarkan Laporan Keuangan Q4 2022, Allianz Indonesia membukukan total dana kelolaan sebesar Rp 42,1 triliun termasuk dana pensiun lembaga keuangan/DPLK Allianz, turun sebesar 4,6% dibandingkan tahun sebelumnya, sebagai imbas dari sentimen negatif kondisi perekonomian global. Walaupun demikian, kami senantiasa mengelola dana dengan prinsip kehati-hatian, menerapkan strategi sesuai dengan mandat masing-masing fund dan melakukan monitoring berkala terhadap kinerja fund, serta melakukan penyesuaian jika diperlukan untuk menyesuaikan dengan kondisi pasar,” kata Ni Made melalui keterangannya, Kamis (9/3/2023).

Menurutnya, pada semester pertama 2023 masih terdampak dari pengetatan kebijakan moneter secara global yang cukup agresif sepanjang 2022. Potensi kenaikan suku bunga global tidak lagi seagresif tahun lalu, sehingga dapat memberikan harapan pada kondisi ekonomi ke depannya.

Optimisme pada ekonomi Indonesia berbasis dari fundamental ekonomi Indonesia yang cukup solid. Berdasarkan rencana anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2023, pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2023 dapat tumbuh hingga 5,3%.

BACA JUGA: Kuartal III-2022, Pertumbuhan APE Allianz Syariah Mencapai 53,5%

Lalu, untuk nilai tukar, ditargetkan berada di kisaran Rp 14.800 per US$ dan inflasi 3,6%. Proyeksi tersebut dinilai cukup realistis dengan mempertimbangkan pemulihan ekonomi yang dalam jangka menengah hingga panjang masih akan bergantung pada arah inflasi global, harga komoditas, dan efektivitas kebijakan moneter serta fiskal pemerintah.

“Berbeda dengan pemerintah, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami perlambatan dari 5,3% menjadi 5%. Hal ini disebabkan oleh beberapa tantangan yang akan dihadapi, seperti harga komoditas yang lebih rendah, perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan akan mempengaruhi investasi, serta berkurangnya investasi pada sektor manufaktur karena biaya pinjaman yang lebih tinggi,” ujarnya.

Di sisi lain, Ni Made menjelaskan hingga saat ini separuh dari ekonomi Indonesia masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Dengan pulihnya aktivitas masyarakat setelah pandemi, ditambah memasuki tahun persiapan tiga pemilihan umum (Pemilu) 2024, yakni pemilihan presiden, parlemen, dan pemilihan kepala daerah akan terjadi secara bersamaan, konsumsi rumah tangga diperkirakan masih tetap solid dan mampu mencegah penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih lanjut.

Dalam mengelola fund dan menghadapi tantangan yang mengikuti kondisi pasar, Allianz Indonesia menerapkan strategi dinamis dengan memperhatikan kondisi makro dan mikro ekonomi, serta pasar modal domestik maupun global. Dengan dinamisnya kondisi di pasar lokal maupun global, Allianz selalu mengimbau nasabah untuk melakukan tinjau ulang polis secara rutin.

“Tujuannya adalah untuk melihat kembali tujuan, jangka waktu, serta toleransi risiko atas investasi yang terdapat pada polis asuransi jiwa yang dimiliki nasabah. Pilihan investasi sesuai profil risiko, jangka waktu dan alokasi aset yang tepat akan dapat membantu untuk memaksimalkan imbal hasil yang dapat dihasilkan oleh instrumen investasi yang dipilih,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related