Turun 8,34%, Nilai Ekspor RI Capai US$ 20,52 Miliar

marketeers article
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti. Sumber gambar: Humas BPS.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan sepanjang Januari 2024 ekspor Indonesia sebesar US$ 20,52 miliar atau setara Rp 320,6 triliun (kurs Rp 15.624 per US$). Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 8,34% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm).

Amalia Adininggar Widyasanti, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS menjelaskan penurunan ekspor lebih rendah jika dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Secara tahunan, ekspor mengalami penurunan sebesar 8,06%.

BACA JUGA: LPEI Dorong Produk Desa Tembus Pasar Ekspor

“Ekspor minyak dan gas (migas) tercatat senilai US$ 1,39 miliar turun sebesar 5,49%. Nilai ekspor nonmigas turun 8,54% sebesar US$ 19,13 miliar,” kata Amalia dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (15/2/2024).

Penurunan nilai ekspor Januari 2024 didorong oleh ekspor nonmigas terutama pada kelompok barang bahan bakar mineral (HS27) dengan kontribusi penurunan sebesar 3,85%, bijih logam kerak dan abu (HS26) dengan andil 2,21%, serta logam mulia dan perhiasan permata (HS71) sebesar 1,49%.

BACA JUGA: Naik 8,78%, Ekspor Obat Herbal RI Capai US$ 543,7 Juta

Sementara itu, penurunan ekspor migas didorong oleh hasil minyak dengan kontribusi sebesar 0,89%. Selanjutnya, untuk negara tujuan ekspor nonmigas paling banyak yakni ke Cina dengan nilai US$ 4,57 miliar, disusul Amerika Serikat (AS) US$ 1,99 miliar, dan India US$1,79 miliar.

“Kontribusi ekspor ketiga negara tersebut mencapai 43,64%,” ujarnya.

Berdasarkan sektornya, ekspor nonmigas Indonesia pada Januari 2024 adalah sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan berkontribusi sebesar US$ 0,37 miliar. Kemudian sektor pertambangan dan lainnya sebesar US$ 3,68 miliar dan sektor industri pengolahan memberikan kontribusi US$ 15,08 miliar.

Nilai ekspor nonmigas menurut sektor mengalami penurunan secara bulanan (mtm) kecuali sektor pertanian yang mengalami peningkatan sebesar 5,32%. Penurunan terdalam terjadi pada sektor pertambangan dan lainnya yang turun 23,93%.

“Utamanya disebabkan oleh penurunan ekspor batu bara, bijih tembaga, dan bahan mineral lainnya, serta bijih seng. Secara tahunan (yoy) semua sektor mengalami penurunan kecuali sektor pertanian yang mengalami peningkatan tipis sebesar 0,11%,” ujarnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related