Turunkan Emisi Gas, Seluruh SPBU Pertamina Salurkan B35

marketeers article
Penyaluran bahan bakar B35 oleh PT Pertamina Patra Niaga. Sumber gambar: Humas Pertamina.

PT Pertamina Patra Niaga memastikan seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) telah menjual bahan bakar ramah lingkungkan biodiesel B35. Upaya ini dilakukan guna mengurangi emisi gas karbon dan mengejar tergat net zero emission (NZE) 2060.

Riva Siahaan, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga menuturkan, hingga Agustus 2023, sebanyak 119 terminal bahan bakar minyak (BBM) yang dikelola oleh Pertamina di seluruh wilayah Indonesia sudah mendistribusikan B35 untuk dapat dikonsumsi oleh kendaraan masyarakat.

Selain penyaluran ke SPBU, B35 juga disalurkan bagi konsumen atau mitra industri strategis Pertamina sebagai upaya memaksimalkan program bahan bakar nabati yang dijalankan di Pertamina Patra Niaga.

BACA JUGA: Kebut Transisi Energi, Pertamina Anggarkan Rp 1.000 Triliun

“Sesuai dengan roadmap penyaluran B35 pada tahun 2023, Pertamina Patra Niaga telah menyesuaikan penyaluran B35 di seluruh terminal BBM yang dikelola, jadi 100% SPBU di seluruh Indonesia telah menyediakan B35,” kata Riva melalui keterangannya, Jumat (18/8/2023).

Menurutnya, transisi energi ke arah BBM yang lebih ramah lingkungan dan biofuel akan terus dijalankan perseroan. Tujuannya untuk memberikan dukungan serta kontribusi dalam mengurangi emisi dari sektor transportasi lewat penggunaan bahan bakar yang lebih baik.

BACA JUGA: Honda-Pertamina Patra Niaga, Kerja Sama Riset Penggunaan Mobil Listrik

Selama kurun waktu tujuh tahun terakhir, tingkat pencampuran biodiesel terus ditingkatkan, sejak Februari 2023 baurannya ditetapkan sebesar 35% atau B35.

Berkaca dari implementasi B30, maka program B35 diharapkan dapat memberikan dampak yang makin signifikan terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca, diproyeksikan bahkan mengurangi hingga 34.9 juta ton karbon dioksida dari perkiraan penyerapan B35 sebesar 13.15 juta kilo liter (KL).

“Ini adalah langkah kami mendukung target nasional bauran energi baru terbarukan sebesar 31% di tahun 2050, serta cita-cita net zero emission Indonesia 2060,” ujarnya.

Sementara itu, Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menyebut, implementasi biodiesel sangat berdampak positif.

Pada tahun 2022, penyaluran 10.5 juta KL B30 atau bauran nabati sebesar 30% berdampak positif terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca sekitar 27,8 juta ton karbon dioksida, belum lagi dari segi menghemat devisa negara hingga US$ 8.34 miliar dan penyerapan tenaga kerja lebih dari 1,3 juta orang.

“Kita tingkatkan mandatori biodiesel dan ini sebagai subtitusi bahan bakar solar yang digunakan di mesin diesel, dan juga membawa Indonesia dengan energi yang ramah lingkungan. Pemerintah mendorong BUMN seperti Pertamina dan PLN untuk menggunakan produk yang lebih sustainable dan mendorong ini sebagai Key Performance Indicator pada direksi yang bergerak di bidang energi,” kata Airlangga.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related