Uang Elektronik Meningkatkan Pendapatan Pelaku UKM

marketeers article

Ekonomi digital semakin berkembang di negara ini. Tidak hanya itu, peran ekonomi digital dalam mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM) semakin nyata. Hal ini terlihat dari tingkat adopsi pelaku UKM pada uang digital berbasis aplikasi yang terus meningkat.

Penerapan metode pembayaran dengan uang elektronik membantu bisnis UKM. Terutama, dalam hal meningkatkan transaksi, pencatatan keuangan yang lebih teratur, dan meningkatkan literasi keuangan dengan membuka akses terhadap layanan keuangan perbankan dan digital. Salah satu uang digital yang banyak digunakan pelaku UKM adalah OVO.

Survei yang dilakukan oleh CORE Indonesia memperkuat fakta tersebut. Para responden  merasa terbantu sejak bergabung di platform pembayaran digital OVO. Sebagian besar responden survei juga melaporkan peningkatan transaksi harian dan pendapatan bulanan, serta kini lebih sering menggunakan layanan perbankan jika dibandingkan sebelum bergabung dengan OVO. Survei ini melibatkan 2.001 UKM mitra di 12 kota di 8 provinsi pada awal 2021.

 “Sebanyak 73% UKM sekarang ini lebih sering menggunakan uang elektronik untuk bertransaksi. Sekitar 70% UKM mengalami peningkatan transaksi harian dengan rata-rata kenaikan hingga 30%. Rata-rata pendapatan per bulan pun meningkat 27% bagi 68% responden yang mengalami peningkatan pendapatan setelah bergabung dengan OVO,” kata Piter Abdullah, Direktur Riset CORE Indonesia.

Ia menambahkan, ekosistem OVO, seperti Grab, juga memberikan dampak ekonomi sosial yang signifikan bagi UKM di tengah pandemi COVID-19. Sekitar 91% pelaku UKM yang disurvei telah terhubung dengan ekosistem luas OVO, dan mendapatkan manfaat nyata dengan rata-rata kontribusi ekosistem OVO mencapai 18% dari total penjualan mereka.
Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra mengatakan UKM selama ini terbukti menjadi tulang punggung perekonomian. Oleh karena itu, OVO hendak mengukur sejauh mana dampak positif OVO terhadap keberadaan UKM.

“UKM telah menjadi salah satu pilar bisnis OVO sehingga OVO bisa menjadi salah satu platform pembayaran terbesar dan dapat melayani lebih banyak pengguna. Di sisi lain, UMKM juga terbantu oleh OVO karena terkoneksi dengan ekosistem tanpa batas,” katanya.

Sementara itu, Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi & UKM Eddy Satriya mengatakan adopsi pembayaran digital semakin kencang seiring dengan pandemi COVID-19, khususnya terpengaruh berbagai pembatasan mobilitas. UKM memainkan peranan penting sebagai roda penggerak ekonomi, terutama di negara-negara berkembang. Menurut Badan Pusat Statistik, lebih dari 64 juta UMKM Indonesia berkontribusi sekitar 61% bagi PDB nasional.

Digitalisasi pembayaran, lanjutnya, tidak hanya bermanfaat bagi pelaku UKM, tetapi juga masyarakat luas. Dengan kata lain, digitalisasi pembayaran berdampak besar bagi upaya pemajuan bangsa. Kemenkop UKM optimistis atas target 30 juta pelaku UMKM bertransformasi ke digital pada 2023.

“Kami optimistis target tersebut bisa tercapai. Kami terus mengumpulkan secara langsung UMKM untuk dibimbing sehingga kapasitas produksi mereka terus menjadi lebih baik sejalan dengan perbaikan kualitas,” tutur Eddy.

    Related