Stunting masih menjadi salah satu pekerjaan rumah besar yang harus dihadapi pemerintah saat ini. Akan tetapi, permasalahan gizi kronis yang ini tidak semata-mata disebabkan oleh faktor ekonomi.
Rr. Endah Sri Rejeki, Asisten Deputi Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Pemenuhan Hak Anak dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) mengungkapkan hal tersebut. Menurutnya, lebih dari sekadar kondisi ekonomi, pola asuh orang tua terbukti menjadi salah satu penyebab utama gizi anak yang sering terabaikan.
“Masalah stunting itu bukan hanya tentang ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga menyangkut pemahaman dan pola asuh keluarga,” ujar Endah dalam sesi Nutritious Meals Start at Home sebagai salah satu rangkaian acara The 13th Annual Jakarta Marketing Week 2025 di Kota Kasablanka, Jakarta, Rabu (21/5/2025).
Ia menyoroti banyak orang tua masih belum memahami pentingnya pemberian gizi yang tepat, terutama di masa-masa krusial 1.000 hari pertama kehidupan anak.
BACA JUGA Ayah Sibuk Bekerja Tetap Bisa Terlibat dalam Hidup Anak dengan Cara Ini
Dalam kesempatan yang sama, Sri Sukotjo, Spesialis Gizi UNICEF, mengajak masyarakat untuk mulai membangun kebiasaan makan sehat dari dalam rumah. Kebiasaan makan ini, sebaiknya dimulai sejak anak berusia satu tahun, yaitu saat mereka mulai bisa diperkenalkan pada makanan keluarga.
“Dengan mengenalkan makanan rumahan di meja makan, anak juga belajar dari contoh yang diberikan orang tua. Bahkan, memasak bersama bisa menjadi kegiatan menyenangkan dan mempererat ikatan keluarga,” ujar Sri.
Endah menambahkan, peran orang tua, terutama sebagai teladan, sangat krusial. Sebab, anak-anak belajar dari melihat.
“Kalau orang tua makan makanan bergizi, anak cenderung akan mengikuti. Ruang makan bisa menjadi tempat bercerita dan membangun kenyamanan emosional, asalkan orang tua menciptakan suasananya,” katanya.
Masalah stunting juga diperburuk oleh pola pikir yang keliru di masyarakat, di mana pengasuhan anak dan pemenuhan gizi sering dianggap sebagai tanggung jawab ibu semata. Padahal, menurut Sri, pengasuhan dan penyediaan nutrisi seharusnya menjadi tanggung jawab bersama antara ayah dan ibu.
BACA JUGA Pentingnya Anak Bermedia Sosial Sesuai Usia Menurut Ahli
“Kerja sama orang tua harus dimulai dari rumah. Peran ayah dalam menyiapkan makanan juga penting, sehingga ada kesetaraan dalam pengasuhan,” tegasnya.
Ia mengakui, dalam membangun kesetaraan peran orang tua masih menjadi tantangan besar, terutama dalam budaya yang sudah terbentuk sejak lama.
Endah menambahkan, minimnya pengetahuan dan keengganan untuk belajar tentang gizi anak merupakan tantangan yang perlu diatasi.
“Sayangnya, banyak orang tua tidak tahu atau enggan mencari tahu. Padahal anak sangat bergantung pada mereka. Edukasi harus terus didorong agar pemahaman orang tua meningkat,” ujarnya.
Artinya, faktor ekonomi hanyalah salah satu bagian dari permasalahan stunting. Tanpa disertai pola asuh yang baik dan kesadaran akan pentingnya gizi, bahkan keluarga dengan kemampuan finansial cukup pun bisa memiliki anak yang mengalami stunting.
“Kita harus mulai dari keluarga. Makan sehat tidak selalu mahal, yang penting adalah pemahaman akan kebutuhan gizi dan kemauan untuk menghadirkan makanan bergizi di rumah,” katanya.
Editor: Tri Kurnia Yunianto