Unilever Dorong Digitalisasi Bank Sampah

marketeers article
104471490 konskie, poland may 19, 2018: unilever website displayed on smartphone hidden in jeans pocket

Permasalahan sampah plastik masih menghantui kondisi lanskap industri di Indonesia. Hasil studi Unilever tentang rantai nilai sampah plastik mengungkapkan hanya ada 11,83% sampah plastik di Pulau Jawa yang sudah didaur ulang. Angka ini cukup besar mengingat masih ada pulau-pulau lain yang tidak masuk ke dalam kalkulasi.

Melihat hal ini, Unilever menggandeng Google My Business untuk mendigitalisasi bank sampah. Menurut Nurdiana Darus, Head of Corporate Affairs and Sustainability PT Unilever Indonesia, Tbk., digitalisasi ini memungkinkan masyarakat untuk lebih mudah menemukan bank sampah, sehingga sampah yang sudah dipilah di rumah tidak akan tercampur lagi.

“Rendahnya tingkat daur ulang sampah plastik salah satunya datang karena setelah sampah yang sudah dipilah di rumah akan menyatu lagi di tempat pembuangan akhir. Hal ini mempersulit kerja daur ulang karena saat di TPA, jumlah sampah akan jadi sangat banyak. Untuk itu perlu dimasifkan gerakan untuk membuang langsung ke Bank Sampah demi menghindari kesalahan cara membuang sampah,” jelas Diana.

Pembuangan sampah di Bank Sampah dinilai lebih efisien. Sesuai dengan namanya Bank Sampah tidak berperan sebagai TPA, tapi sebagai badan bisnis yang mengelola potensi sampah setelah dibuang. Di sini, sampah dipilah kembali untuk diukur potensi daur ulangnya. Cara kerja yang sistematis memungkinkan Bank Sampah untuk tidak menyatukan berbagai jenis sampah karena bisa mempengaruhi kualitas dan menurunkan daya jual sampah daur ulang.

Digitalisasi Bank Sampah yang dilakukan oleh Unilever dan Google bekerja layaknya pencarian lokasi atau tempat di peta digital. Program ini mendampingi pebisnis Bank Sampah untuk mendaftarkan diri di platform Google My Business. Setelah terdaftar, nama Bank Sampah akan muncul di mesin pencarian dan Google Maps ketika dicari.

Untuk memudahkan konsumennya, digitalisasi ini juga memungkinkan konsumen untuk mendeteksi Bank Sampah terdekat. Sehingga, konsumen bisa mengelola sampahnya di rumah dan mengantarkan sendiri sampahnya ke Bank Sampah terdekat. Dengan demikian, proses pilah sampah terjamin dan sampah lebih mudah untuk di daur ulang.

“Kini sudah ada 300 Bank Sampah binaan Unilever yang tedaftar di Google My Business. Saat ini, pendaftaran masih fokus di kawasan Jabodetabek dengan rencana untuk memperluas cakupa digitalisasi Bank Sampah,” pungkas Diana.

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related