Upaya MGID Memerangi Materi Iklan Malvertising dan Menyesatkan

marketeers article
Ilustrasi MGID. Foto: Dokumen MGID

Saat ini, ada dua isu penting terkat integritas merek yang perlu diperhatikan, yakni iklan yang menyesatkan dan malvertising. Para pelaku semakin inventif dan teknologi mereka semakin kuat, maka publisher dan perusahaan adtech perlu tetap waspada dan membantu melindungi pelanggan dan pengguna.

Mengapa iklan malvertising dan menyesatkan menjadi ancaman? Materi iklan yang berbahaya dan iklan yang menyesatkan jadi ancaman serius bagi industri iklan karena bisa dengan cepat mengikis keamanan merek. Setelah pengguna tertarik untuk meng-klik iklan semacam itu, kredibilitas platform iklan akan terguncang.

Bagaimana cara kerja mereka? Cukup dengan mengundang klik lalu mengarahkan pengguna ke situs yang memberi informasi palsu, atau lebih buruk lagi, membahayakan perangkat pengguna dengan malware.

Malvertising atau konten iklan berbahaya, dilakukan oleh aktor jahat yang mendandani iklan agar terlihat seperti iklan asli. Seringkali mereka menyamar sebagai situs web atau merek terkenal. Pertukaran terprogram dan publisher yang tidak siap menghadapi ancaman ini sering salah membaca konten sebagai konten asli dan merilisnya ke pengguna. Setelah iklan berbahaya diklik, komputer pengguna terancam,” kata Moch. Rifki, Head of Publisher Development MGID Indonesia & Malaysia.

Ia menambahkan, iklan yang menyesatkan bisa berbentuk macam-macam. Ini termasuk iklan yang memberikan informasi yang salah kepada pengguna tentang sifat, kualitas, ketersediaan, harga, komposisi suatu produk, dan lain-lain. Namun bisa juga berupa iklan yang tampaknya mempromosikan merek tertentu, tetapi pada kenyataannya mengarahkan pengguna ke situs web yang berbeda. Ini biasanya dilakukan melalui cloaking, yaitu menutupi alamat situs yang akan diklik pengguna.

Dalam kasus terakhir, reputasi publisher ias rusak. Namun, dalam kasus malvertising, kerusakannya ias termasuk dampak serius bagi pengguna, misalnya membuka backdoor yang mengarah ke phishing, keystroke loggers, ransomware, dan perangkat lunak berbahaya lainnya.

Siapa yang rentan terhadap malvertising dan iklan yang menyesatkan? Pesatnya pertumbuhan programmatic ads dan banyaknya permintaan dari pengiklan memperburuk tantangan di semua level. Banyaknya iklan yang membanjiri pasar membuat tugas pengendalian kualitas menjadi tugas yang menakutkan bagi setiap pemain di industri iklan.

Singkatnya, semua orang rentan. Bagaimanapun, publisher dan pengiklan paling terpengaruh secara langsung, mulai dari platform terkecil hingga terbesar. Bahkan, perusahaan-perusahaan seperti Google dan Facebook dapat menjadi mangsa malvertising.

Lalu, apa yang dapat dilakukan untuk melindungi pengguna Anda dari paparan konten yang menipu atau berbahaya ini dan ujung-ujungnya melindungi merek Anda? Ada solusi yang membantu mengatasi masalah ini. Verifikasi kualitas iklan terdepan di industri dan proses moderasi internal dalam platform iklan.

Selain itu, MGID telah mengambil beberapa langkah untuk memastikan kualitas iklan dan memberikan pengalaman klien yang lebih baik. Di antaranya, proses moderasi, standar tinggi, hingga safety ranking.

Untuk memberikan pengalaman positif bagi pengguna, MGID telah memperkenalkan kampanye peringkat keamanan untuk menunjukkan item dan kampanye mana yang dapat diterima di seluruh jaringan publisher. Jika kampanye dinilai baik, artinya konten itu aman untuk tayang dari sisi peraturan, teknis, dan konten. Semakin tinggi peringkat keamanan, semakin tinggi skalabilitas kampanye iklan di seluruh platform.

“Kami telah bermitra dengan GeoEdge agar bisa tetap mengontrol tiap materi iklan di platform kami. Solusi perangkat lunak ini, dikombinasikan dengan pemeriksaan manual yang detail, mencegah iklan jahat dan palsu agar tidak pernah terlihat,” terang Rifki.

 

    Related