Usung Model Hijab, H&M Menuai Reaksi Netizen

profile photo reporter Dilla Ibtida
DillaIbtida
29 September 2015
marketeers article

Lanskap dunia fesyen semakin semarak dengan ikut sertanya warna dari fesyen hijab dalam berbagai koleksi merek-merek ternama dunia. Setelah Mango, DKNY, dan Uniqlo mengeluarkan koleksi Ramadhan dan hijab sebagai bagian dari produk mereka, H&M baru-baru ini mengeluarkan kampanye “Close the Loop”. Dalam kampanye ini, salah satu modelnya yang mengenakan hijab memancing reaksi para netizen.

Model hijab tersebut adalah Mariah Idrissi. Perempuan asal London keturunan Pakistan dan Maroko yang mengenakan hijab sejak usia 17 tahun ini merasa terhormat dan antusias karena akhirnya perempuan berhijab mendapatkan pengakuan setelah lama tidak pernah dilihat eksistensinya dalam ranah fesyen dunia.

“Perempuan berhijab sepertinya selalu terabaikan saat bicara tentang fesyen,” ujarnya. Namun, kampanye yang dibuat H&M ini memberikan ruang sebesar-besarnya bagi keberagaman manusia di muka bumi ini untuk mengekspresikan diri lewat fesyen.

Dalam video kampanye ini, H&M mengusung keberagaman dan kebebasan. Berbagai tabu yang dikumandangkan orang-orang seperi perpaduan warna, jenis pakaian, kesesuaian dengan warna rambut dan kulit, ditampik dalam video ini. Video ini merayakan keberagaman etnis, perbedaan bentuk tubuh, disabilitas, hingga fluiditas gender. Dengan tagline “There are no rules in fashion but one: Recycle your clothes,” H&M membuka kebebasan seluas-luasnya dalam berbusana, termasuk mengenakan hijab.

Aksi ini membuat H&M mendapatkan banyak pujian di media sosial. Bahkan, seorang perempuan non-Muslim menulis tweet bahwa ia “bahagia karena ada fashionista berhijab yang direpresentasikan dalam merek global.”

Di Eropa, gerakan H&M ini menuai reaksi yang beragam. Dengan posisinya yang terpolitisasi sebagai bagian dari identitas agama, hijab masih menjadi perdebatan yang rumit. Sebagian feminis melihatnya sebagai simbol pembebasan bagi perempuan, dan sebagian lagi melihatnya sebagai bentuk opresi. Namun, kenyataan hijab telah menjadi bagian dari budaya populer serta simbol dari kebebasan beragama.

Gerakan yang dilakukan H&M ini bagaimanapun telah menormalisasi citra perempuan berhjab menjadi tidak hanya sebatas perempuan muslim semata. Misalnya, Nadiya Hussain, presenter televisi di Inggris yang memiliki talenta dalam memasak, Hana Tajima, blogger yang populer lewat tutorial di Youtube, dan Mariah Idrissi sendiri yang aktif menjadi trend setter perpaduan antara keyakinan dan fashion di Inggris.

Kampanye H&M ini, meski awalnya tentu dimaksudkan untuk merayakan keberagaman, telah membentuk ulang debat dan parameter dalam diskusi perihal hijab ke arah yang lebih sehat dan holistik setelah sebelumnya dipandang sebelah mata oleh pihak yang cenderung reduksionis.

Related