Viral di Media Sosial, Benarkah Esports Bukan Olahraga?

marketeers article
Ilustrasi (Foto: 123rf)

Pernyataan Meutya Hafid, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), soal game online bukanlah olahraga memicu diskusi panas di jagat maya. Menurutnya, esports tak termasuk sebagai olahraga pada umumnya karena tidak melibatkan kegiatan fisik.

Pernyataan ini sontak kembali mengangkat perdebatan klasik: benarkah esports bukan olahraga? Esports Insider menilai jawabannya tidak sesederhana ya atau tidak. Meskipun tak melibatkan gerakan fisik, esports mengandung banyak elemen yang juga dimiliki oleh olahraga tradisional.

BACA JUGA: Liverpool Tetap di Puncak Meski Tumbang di Brighton

Apa yang Membuat Esports Dianggap Olahraga?

Pada umumnya, olahraga didefinisikan sebagai aktivitas yang bersifat kompetitif, menuntut keterampilan tertentu, menguras stamina fisik atau mental, dan kerap melibatkan kerja sama tim.

Dalam praktiknya, banyak cabang olahraga tidak selalu menuntut gerakan tubuh yang ekstrem, seperti panahan atau catur. Unsur yang lebih esensial adalah adanya sistem pertandingan yang jelas, aturan yang terstruktur, dan kemampuan untuk melatih serta mengembangkan performa dari waktu ke waktu.

Faktor-faktor itulah yang menjadi landasan banyak pihak menganggap esports sudah memenuhi syarat untuk dikategorikan sebagai olahraga, meskipun pendekatannya berbeda dari olahraga konvensional.

BACA JUGA: Mengenal Padel, Olahraga Mirip Tenis yang Lagi Hits di Indonesia

Hal yang Membuat Esports Dianggap Bukan Olahraga

Esports sendiri menunjukkan banyak karakteristik yang serupa dengan olahraga konvensional. Ini menuntut pemain profesional untuk menjalani pelatihan intensif, memahami strategi permainan, hingga memiliki reaksi cepat serta kemampuan berpikir kritis dalam tekanan.

Dalam banyak game kompetitif, seperti Dota 2, Counter-Strike, atau League of Legends, kerja sama tim dan komunikasi juga menjadi kunci utama kemenangan. Namun, kendala utamanya terletak pada kurangnya aktivitas fisik yang terlihat secara kasat mata.

Hal inilah yang sering dijadikan alasan oleh pihak-pihak yang masih belum menganggap esports sebagai bentuk olahraga sejati. Mereka menilai bahwa durasi duduk berjam-jam di depan layar tidak sebanding dengan tuntutan fisik dalam olahraga seperti sepak bola atau bulu tangkis.

IOC dan Pengakuan Resmi Esports

Meski masih diperdebatkan, pengakuan resmi terhadap esports sebagai olahraga mulai terlihat di level internasional. Komite Olimpiade Internasional (IOC) telah menunjukkan dukungannya terhadap perkembangan esports melalui peluncuran Olympic Esports Series.

Ajang ini akan diselenggarakan secara global di Riyadh, Arab Saudi, pada 2027 mendatang. Esports memang belum menjadi bagian dari Olimpiade Musim Panas atau Musim Dingin, tetapi kehadiran kompetisi resmi di bawah naungan IOC jadi tonggak penting bagi legitimasi esports.

Sebelumnya, IOC juga telah mengadakan Olympic Esports Week pada 2021 dan 2023 sebagai bentuk eksperimen untuk melihat potensi masa depan esports di ajang olahraga dunia.

Di Indonesia sendiri, perkembangan esports tak bisa diremehkan. Pasalnya, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) pun secara resmi telah mengakui esports sebagai salah satu cabang olahraga.

Bahkan, pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON), esports telah menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan secara resmi. Begitu pun dalam ajang SEA Games dan Asian Games, di mana atlet esports Tanah Air berhasil menyumbangkan medali.

Editor: Bernadinus Adi Pramudita

Related

award
SPSAwArDS