Viral di Media Sosial, Ini Ciri Kampus Abal-Abal yang Perlu Dihindari
Jagat maya tengah dihebohkan dengan kabar seorang publik figur yang tiba-tiba menyabet gelar Doktor Honoris Causa dari Universal Institute of Professional Management (UIPM). Namun, tak sedikit warganet yang justru merasa skeptis dengan kampus tersebut.
Segelintir orang lantas mencari tahu tentang UIPM, mulai dari menelusuri jejak digitalnya hingga mendatangi alamat yang diklaim sebagai lokasi universitas tersebut. Dari alamat yang tercatut di Thailand, misalnya, diketahui bahwa tempat itu justru adalah hotel.
Kecurigaan warganet kian menjadi-jadi ketika laman UIPM kedapatan menyelenggarakan kelas dari berbagai rumpun ilmu. Bahkan, tersedia pula link Google Form yang memungkinkan pengakses untuk mengajukan sendiri gelar Doktor Honoris Causa.
BACA JUGA: 6 Contoh Surat Permohonan Beasiswa untuk Jenis yang Berbeda
Terlepas dari benar atau tidaknya spekulasi tersebut, kejadian ini seolah mengingatkan kembali akan pentingnya berhati-hati dalam memilih perguruan tinggi. Penting untuk memastikan bahwa institusi tersebut memiliki kualitas pendidikan yang baik dan terakreditasi secara resmi.
Merangkum berbagai sumber, berikut adalah beberapa cara untuk mengetahui apakah sebuah perguruan tinggi merupakan kampus abal-abal:
Tampilan Situs Tidak Profesional
Perguruan tinggi yang sah biasanya memiliki situs web yang dirancang dengan baik, informatif, dan up-to-date. Jika situs terlihat tidak profesional, memiliki banyak kesalahan ejaan atau tata bahasa, dan terasa dibuat seadanya, ini bisa menjadi indikasi kampus abal-abal.
BACA JUGA: S2 di Australia Makin Mudah dengan Beasiswa LPDP-AAS, Cek Jadwalnya!
Program Studi Terlalu Beragam
Kampus abal-abal terkadang menawarkan banyak sekali program studi yang tidak terkait satu sama lain, misalnya dari teknik hingga sastra, tanpa fakultas yang jelas. Selain itu, mereka mungkin menawarkan jurusan-jurusan yang tidak umum tanpa informasi detail tentang kurikulum atau fasilitas pendukung yang memadai.
Menawarkan Gelar Instan
Kampus abal-abal juga sering menawarkan gelar yang bisa diperoleh dalam waktu yang sangat singkat, jauh di bawah standar pendidikan normal. Misalnya, universitas tersebut menawarkan gelar sarjana dalam kurun 1,5 hingga 2 tahun setelah terdaftar sebagai mahasiswa, padahal gelar sarjana yang umumnya memerlukan waktu studi minimal 3 hingga 4 tahun.
Alamat Kampus Tidak Jelas
Kampus abal-abal sering kali mencantumkan alamat yang samar, misalnya hanya menyebutkan “gedung perkantoran” atau “kantor virtual” tanpa alamat detail yang bisa diverifikasi. Anda bisa menggunakan Google Maps untuk memeriksa apakah alamat tersebut benar-benar ada dan terlihat seperti kampus.
Fasilitas Kampus Tidak Lengkap
Fasilitas juga bisa menjadi indikator apakah kampus tersebut abal-abal atau tidak. Perguruan tinggi yang sah biasanya memiliki fasilitas yang memadai, seperti perpustakaan, laboratorium, dan ruang kuliah yang nyaman.
Untuk itu, jika kampus hanya memiliki gedung sewaan yang kecil atau fasilitas minim yang tidak sesuai dengan klaim mereka, hal ini patut diwaspadai.
Editor: Ranto Rajagukguk